Lomba panjat pohon pisang khusus usia balita, meriahkan perayaan Hari Ulang Tahun kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) ke-66 dan munggahan.
Eva Latifah
Dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) ke-66, berbagai kegiatan digelar di setiap lingkungan. Namun, kemeriahan tersebut sangat dirasakan di lingkungan tingkat RT maupun RW.
Seperti halnya yang dilakukan warga RT 01/10, Lingkungan Parunglesang, Kelurahan Banjar, Kota Banjar, Minggu (31/7), mereka sengaja mengadakan berbagai macam lomba permainan rakyat yang diikuti oleh anak-anak dan kaum ibu.
Sejak pukul 8 pagi, warga sudah berkumpul di halaman mesjid yang ada di wilayah RT 01. Meski digelar secara sederhana, namun keceriaan anak-anak serta rasa gotong royong diantara warga membuat acara tampak meriah.
Beberapa permainan yang dilombakan diantaranya balap karung, lomba nakol cai, pancing botol, memasukan benang ke jarum, joget tomat, lomba menendang kaleng dengan botol yang diikatkan ke pinggang masing-masing peserta, dan yang lebih menarik lagi lomba panjat pohon pisang khusus anak-anak usia balita.
Ketua RT 01/10, Dede Setiawan, saat ditemui HR di sela-sela kegiatan, mengatakan, acara tersebut digelar bukan saja untuk memeriahkan HUT RI, namun sekaligus juga menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
“Acaranya memang dimulai dari pagi hingga sore hari. Khusus perlombaan bagi anak-anak kita laksanakan dari pukul 8 pagi sampai pukul setengah 11 siang. Kemudian, selepas sholat dzuhur sampai sore diteruskan untuk orang dewasa, dalam hal ini kaum ibu,” tutur Dede.
Sementara itu, ketika lomba nakol cai tingkat anak-anak dimulai, suasana pun semakin ramai oleh tawa dan teriakan dari para penonton. Lantaran, dengan mata tertutup, para peserta berlomba untuk memecahkan air yang terbungkus plastik, dan digantung pada bentangan tali tambang.
Namun, pukulan mereka terlihat ngaco, tidak tepat sasaran, bahkan nyaris malah memukulkan tongkat kayunya kearah penonton. Kontan saja hal itu menimbulkan gelak tawa para penonton.
Setelah panitia membetulkan arah langkah para peserta, maka satu per satu air yang tergantung dapat mereka pecahkan, seiring dengan itu, riuh tepuk tangan dari para penonton pun terdengar.
Begitu pula pada perlombaan-perlombaan lainnya, keceriaan serta kemeriahan meramaikan suasana kegiatan. Terlebih saat perlombaan panjat pohon pisang yang khusus diperuntukkan bagi anak-anak balita.
Mereka terlihat lucu ketika satu sama lainnya mencoba bekerjasama dengan cara saling punggu, untuk bisa mendapatkan berbagai macam hadiah yang tergantung di atas pelepah pohon pisang, diantaranya buku tulis, makanan ringan berupa chiki, dan kue biskuit.
Seperti halnya orang dewasa sedang mengikuti perlombaan panjat pohon pinang, anak-anak tersebut awalnya terlihat kesulitan mencapai puncak pohon pisang yang digantungkan pada sebatang bambu diantara dua pohon kelapa.
Meski tingginya hanya sekitar satu setengah meter saja, namun bagi anak seusia mereka hal itu merupakan sebuah tantangan yang cukup sulit. Akhirnya, atas kekompakan saling punggu diantara peserta, maka salah seorang diantaranya berhasil memunguti satu per satu hadiah.
Setelah semua hadiah sudah terkumpul, kemudian hadiah tersebut dibagi rata kepada masing-masing peserta. Mereka tampak senang walau hadiah yang diterima tidak seberapa harganya.
“Maklum saja, kegiatan ini hanya didanai dari kas RT dan swadaya masyarakat, jadi hadiah yang disediakan disesuaikan dengan dana yang ada,” kata Dede.
Dia menambahkan bahwa, kegiatan di lingkungannya sudah biasa dilaksanakan dalam setiap menyemarakan HUT RI. Dan untuk tahun ini sengaja digelar lebih awal, lantaran bulan Agustus bertepatan dengan bulan suci Ramadhan. ***