Banjarsari, (harapanrakyat.com),- Memasuki hari kedua di bulan Ramadhan, harga kebutuhan bahan pokok di Pasar Banjarsari masih belum juga mengalami penurunan. Namun, kenaikan harga bahan pokok tidak serta merta dapat menguntungkan para pedagang.
Onah (39), salah seorang penjual beras dan bumbu dapur di Pasar Banjarsari, mangaku, sejak pagi hingga siang dirinya hanya melayani pembeli dalam skala kecil saja. Padahal, sebelum Ramadhan pelanggannya sering menyetok bahan kebutuhan untuk dua minggu, atau bahkan satu bulan.
“Mereka biasanya menyimpan persediaan dua minggu sampai sebulan, tapi sekarang cukup membeli seperlunya saja. Mungkin masyarakat dibebani biaya kebutuhan masuk sekolah anak-anaknya,” ujarnya, Selasa (2/8).
Dikatakannya, harga kebutuhan pokok masih sama seperti satu minggu sebelum Ramadhan, terutama harga beras. Harga beras super dijual per kilonya sebesar Rp8.200, sedangkan untuk kualitas biasa Rp7.500 per kilo.
Harga tersebut memang naik sekitar lima ratus hingga seribu rupiah. Meski demikian, kenaikan harga bahan pokok tidak serta merta menguntungkan pedagang, karena pembeli justru membatasi jumlah bahan pokok yang dibelinya.
“Kalau jumlah pembeli menurun, otomatis berdampak pula pada penurunan pendapatan kami sebagai pedagang. Kami berharap, harga kebutuhan pokok tetap stabil, baik persediaan maupun harganya,” kata Onah.
Sementara itu, Ingah (37), pedagang daging sapi dan ayam mengaku, samapai jam 11 siang, barang dagangannya baru terjual 3 kilogram untuk daging sapi, dan 5 kilogram daging ayam.
Dia juga menyadari bahwa harga kebutuhan memang masih tinggi, misalnya harga daging sapi per kilonya saat ini mencapai Rp65.000-Rp75.000. Sedangkan daging ayam Rp28.000 ribu perkilo, padahal harga sebelumnya hanya Rp20.000 per kilonya.
Di lain pihak, Aroh (50), salah seorang warga yang tengah berbelanja kebutuhan pokok di Pasar Banjarsari, mengeluhkan tentang kenaikan harga bahan pokok yang dirasakannya semakin melambung, seperti beras, minyak goreng, gula dan telur ayam.
Dikatakan Aroh, dirinya harus menghemat pengeluaran belanja secara cermat, yaitu dengan cara mengurangi jumlah bahan pokok yang dibeli. Dia juga berharap, pihak pemerintah mengeluarkan kebijakan khusus untuk menekan harga kebutuhan bahan pokok di pasaran, sehingga dapat terjangkau oleh masyarakat kecil. (Amlus)