Deni Supendi
Asosiasi Petani Pepaya Indonesia (APPI) Langensari mengembangkan produksi dengan membuat dodol berbahan buah pepaya. Rencananya, APPI akan memproduksi dodol pepaya tersebut dengan melibatkan kaum ibu yang tinggal di wilayah Langensari, atau skala usaha rumah tangga (home industri).
Ketua APPI, Asep Sutari, warga Langensari, ketika ditemui HR, Rabu (17/8), mengatakan, saat ini pihaknya terus melakukan eksperimen pembuatan dodol pepaya. Hal itu bertujuan agar produk dodol pepaya bisa bersaing di pasaran.
Menurut Asep, ide membuat dodol pepaya bermula dari keinginan pihaknya untuk memaksimalkan potensi kebun pepaya milik anggota APPI. Dia menjelaskan, pada panen percobaan, terdapat sejumlah pepaya dengan kualitas grade kedua, pepaya tersebutlah yang diolah untuk dijadikan dodol.
Asep mengungkapkan, secara fisik, pepaya grade kedua memiliki perbedaan bentuk dengan pepaya grade pertama. Standar pepaya grade pertama adalah lonjong atau memanjang, sementara yang diolah menjadi dodol, bentuknya bulat.
Sementara ini, kata Lulusan Teknik Lingkungan Institut Tekhnologi Bandung (ITB), pihaknya sudah mencoba memasarkan dodol pepaya kemasan ke sejumlah warung dan rumah-rumah di sekitar Langensari. Alhasil, produk/ dodol pepaya tersebut mendapat perhatian dari warga.
Bahkan, menurut Asep, pihaknya sudah mengirim produk tersebut ke Galeri Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Banjar, yang berlokasi di Rest Area Banjar Atas untuk dipamerkan.
Sebenarnya, produk dodol pepaya yang dikelola APPI rencananya ingin dipasarkan ke luar kota. Hanya saja, keterbatasan modal, dan khawatir tidak bisa memenuhi permintaan menghambat rencana tersebut. Di samping itu, proses pembuatan dodol pepaya juga masih dikerjakan dengan cara tradisional.
Lebih jauh Asep mengutarakan harapannya, agar dodol pepaya bisa menjadi produk andalan/ khas Kota Banjar. Selain itu, produk tersebut juga diharapkan dapat mensejahterakan petani pepaya dan anggota APPI.
Sementara itu, Maman, Anggota APPI, mengatakan, cara membuat dodol pepaya ini, hanya cukup menyediakan buah pepaya masak sebagai bahan bakunya. Buah pepaya grade kedua yang besar dan berdaging tebal, kemudian dikupas kulitnya agar tidak pahit. Setelah dicuci bersih, pepaya tersebut dipotong-potong kemduian dihancurkan dengan cara diparut.
Untuk mendapatkan cita rasa yang khas, campur dengan sedikit gula pasir, tepung agar-agar, tepung beras ketan, susu cair, pengharum dan sedikit mentega. Dan untuk memasaknya, dapat menggunakan wajan besar dengan pengapian yang cukup.
Setelah kekentalan yang diinginkan tercapai, dalam keadaan panas, dodol ini diangkat dan langsung dicetak lalu didinginkan. Setelah dingin, dodol ini dipotong-potong sesuai dengan ukuran.
Menurut Maman, satu kilogram dodol pepaya akan dipatok harga antara 8 sampai 12 ribu rupiah. Harga tersebut jauh lebih murah ketimbang dodol yang saat ini banyak beredar di pasaran. ***