Cipaku, (harapanrakyat.com),- Warga kampung Sukasari, RT. 03/04, Desa Sukawening, Kecamatan Cipaku Kab. Ciamis menjalankan usaha jual-beli biji pinang. Pasalnya, saat ini permintaan biji pinang dari luar daerah mulai meningkat.
Encep (40), pengelola usaha biji pinang, Jum`at (19/8), mengatakan, bahwa usaha yang dilakoninya sudah berjaaln sejak tahun 1995. Menurut dia, biji pinang selain memiliki khasiat untuk kesehatan, juga menjanjikan untung bagi pengusahanya.
Kepada HR, Encep menjelaskan, saat ini permintaan biji pinang terus meningkat. Salah satunya, kata dia, permintaan datang dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam satu Minggu, permintaan biji pinang ke NTT mencapai 1 ton.
Dalam kesempata itu, Encep mengungkapkan harga biji pinang yang biasa dia jual kepada pelanggannya. Dia menyebutan, persatukilogram biji pinang kering, dibandrol harga Rp 1.200.
Meski begitu, Encep menjelaskan, sebelum biji pinang tersebut dijual, harus melalui proses yang panjang. Dalam proses itu, dia juga melibatkan sejumlah ibu rumah tangga yang ada di sekitar kediamannya.
âItung-itung buat tambahan penghasilan bagi ibu-ibu sekitar,â katanya.
Encep berharap, usahanya tersebut bisa membantu menopang hidup orang banyak. Dengan begitu, dia juga ingin, agar usaha yang selama ini dia lakoni, terus lancar dan mendapat banyak permintaan.
Beberapa sumber HR menyebutkan, pinang ditanam untuk dimanfaatkan bijinya, di dunia Barat dikenal sebagai betel nut. Biji pinang ini mengandung alkaloida seperti misalnya arekaina (arecaine) dan arekolina (arecoline), yang sedikit banyak bersifat racun dan adiktif, yang dapat merangsang otak.
Persediaan Simplisia (Tanaman Obat) biji pinang di apotek biasanya digunakan untuk mengobati cacingan, terutama untuk mengatasi cacing pita. Sementara itu, beberapa macam biji pinang juga menimbulkan rasa pening apabila dikunyah. Zat lain yang dikandung buah ini antara lain arecaidine, arecolidine, guracine (guacine), guvacoline dan beberapa unsur lain.
Secara tradisional, biji pinang digunakan dalam ramuan untuk mengobati sakit disentri, diare berdarah, dan kudisan. Biji ini juga dimanfaatkan sebagai penghasil zat pewarna merah dan bahan penyamak.
Akar pinang jenis pinang itam, di masa lalu digunakan sebagai bahan peracun untuk menyingkirkan musuh atau orang yang tidak disukai. Pelepah daun yang seperti tabung (dikenal sebagai upih) digunakan sebagai pembungkus kue-kue dan makanan, dan umbutnya dimakan sebagai lalapan atau dibikin acar.
Batangnya kerap diperjual belikan, terutama di kota-kota besar di Jawa menjelang perayaan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus, sebagai sarana untuk lomba panjat pinang. Meski kurang begitu awet, kayu pinang yang tua juga dimanfaatkan untuk bahan perkakas atau pagar. Batang pinang tua yang dibelah dan dibuang tengahnya digunakan untuk membuat talang atau saluran air.
Saat ini biji pinang sudah menjadi komoditi perdagangan. Ekspor dari Indonesia diarahkan ke negara-negara Asia selatan seperti India, Pakistan, Bangladesh, atau Nepal. Negara-negara pengekspor pinang utama adalah Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Myanmar.
Biji pinang yang diperdagangkan terutama adalah yang telah dikeringkan, dalam keadaan utuh (bulat) atau dibelah. Di negara-negara importir tersebut biji pinang diolah menjadi semacam permen sebagai makanan kecil. (hendaya)