Meski tidak semua pengaju tergolong kategori miskin
Banjar, (harapanrakyat.com),- Memasuki tahun ajaran baru sekolah tahun ini, permintaan surat keterangan tidak mampu (SKTM) dari masyarakat meningkat. Hal tersebut menjadi dilema bagi ketua RT dan RW di Kelurahan Banjar.
Hal itu dikatakan Ketua Forum RT/RW se-Kelurahan Banjar, Iwan, sekaligus Ketua RW 11, Lingkungan Banjarkolot. Iwan mengaku, bahwa tidak semua warga yang mengajukan SKTM tergolong pada kategori miskin.
âPermasalahan itu yang menjadi dilematis bagi para RT dan RW. Kalau tidak dikasih, kami malah dimarahi sama warga, ujung-ujungnya timbul prasangka kurang baik dari warga dan kami tidak mau jadi teu hade jeung warga. Tapi kalau dikasih, nantinya kami yang disalahkan oleh pemerintah, disangka tidak selektif,â ungkapnya, Senin (4/7).
Iwan mencontohkan, baru-baru ini dirinya pernah didatangi oleh salah seorang warga yang hendak meminta surat rujukan pembuatan SKTM, untuk digunakan mendaftarkan anaknya ke sekolah.
Namun, karena warga itu dinilai orang mampu, Iwan pun berusaha menolak memberikan surat rujukan, yaitu dengan cara menjelaskan sekaligus memperlihatkan peraturan-peraturan hukumnya.
âBayangkan saja, masa seseorang yang memiliki ternak sapi dan baru saja mengkredit satu buah motor, tapi ketika akan mendaftarkan anaknya sekolah dia ingin menggunakan SKTM, kan tidak masuk akal. Begitu saya memperlihatkan aturan-aturannya, dia malah mengatakan, pirage nandatangan mani hese, keun lah masalah aturan jeung hukumna mah tanggung jawab urang, begitu,â tuturnya.
Iwan mengaku, akhirnya dia terpaksa mengabulkan permintaan warganya itu, karena sebagai Ketua RW, dirinya tidak mau hubungan dengan warganya menjadi jelek.
Kejadian-kejadian serupa juga dialami Ketua RT dan RW lainnya. Hal itu, lanjut Iwan, terungkap ketika Forum RT/RW se-Kelurahan Banjar mengadakan diskusi mengenai berbagai permasalahan yang ada di lingkungan masing-masing.
Permasalahan yang diungkapkan dalam musyawarah tersebut rata-rata mengenai meningkatnya permintan surat rujukan SKTM. Baik untuk kebutuhan pendaftaran ke sekolah, maupun bagi pengobatan ke rumah sakit.
âDengan demikian kami menyarankan kepada pihak sekolah, supaya lebih selektif lagi dalam menerima siswa baru yang saat pendaftarannya melampirkan SKTM, yaitu dengan melakukan pengecekan langsung ke lapangan,â kata Iwan.
Hal itu dimaksudkan agar warga yang benar-benar tidak mampu dan membutuhkan dapat terakomodir, jangan sampai menjadi kecemburuan. Kemudian, seharusnya RT/RW juga diberi data mengenai indikator kemiskinan yang jelas.
Data indikator kemiskinan nantinya digunakan sebagai penolakan pihak RT/RW pada warga yang meminta rujukan SKTM. Dengan menunjukkan data tersebut, maka dapat diketahui oleh warga yang mengajukan, apakah masuk dalam data atau tidak.
Ditemui di tempat terpisah, Selasa (5/7), Kepala Kelurahan Banjar, Nenta, melalui Sekretaris Kelurahan, Ferry Angga, membenarkan mengenai apa yang menjadi keluhan para Ketua RT/RW di wilayahnya.
âMemang permasalahan itu bukan hanya menjadi dilema bagi Ketua RT dan RW saja, tapi juga kami pihak kelurahan. Untuk itu kami setuju jika dalam penerimaan siswa baru, pihak sekolah harus mengecek lagi ke warga yang mendaftarkan anaknya dengan menggunakan SKTM,â kata Ferry. (Eva)