Banjar, (harapanrakyat.com),- Anggota PKK di Kel. Purwaharja, Kec. Purwaharja, Kota Banjar, selama ini telah berhasil membentuk usaha kecil menengah (UKM) yang memproduksi makanan olahan berupa rengginang.
Dengan modal awal sebesar Rp.3 juta, kini UKM Anggrek menjadi salah satu tempat memproduksi sekaligus pemasaran makanan ringan rengginang di Kota Banjar. Beberapa nama produk rengginang hasil olahan UKM Anggrek Purwaharja Banjar diantaranya Domas, Kabita dan Motekar.
Ketua UKM Anggrek, Hj. Mintarsih (60), mengatakan, rengginang hasil olahan UKM Anggrek terbuat dari bahan-bahan yang berkualitas. Bahan baku berupa beras ketan dipasok dari daerah Solo dan Subang, dengan harga per-kilo mencapai Rp.9.000,-. Sedangkan untuk terasi, didatangkan langsung dari Cirebon.
“Dalam pembuatan rengginang, kami punya resep rahasia yang diperoleh dari orang tua. Supaya rengginang terasa gurih, renyah dan tidak keras, pertama-tama masak dulu beras ketan, lalu campur dengan terasi pilihan, setelah itu cetak dengan ukuran besar dan kecil. Kemudian jemur selama 4 sampai 5 hari. Apabila tidak ada matahari, saya keringkan menggunakan open khusus buatan sendiri,” tuturnya, saat ditemui HR, Minggu (24/7).
Setiap harinya, UKM Anggrek membutuhkan 300 kilogram beras ketan. Dari beras sebanyak itu, setelah dimasak beratnya akan menyusut sekitar 2%, atau menjadi 240 kilogram. Untuk menyelesaikan pengerjaan pembuatan rengginang, saat ini UKM Anggrek mempunyai pengrajin sebanyak 20 orang.
Harga satu bungkus rengginang dijual ke agen atau ke pasar seharga Rp8.000. Mintarsih mengaku, meski harga bahan baku rengginang mengalami kenaikan, namun harga tidak ikut naik.
Mengenai pemasaran, selain di Kota Banjar, sekarang rengginang hasil produksinya sudah sampai ke luar kota, diantaranya kota-kota yang ada di daerah priangan, kemudian Bekasi, Jakarta, serta beberapa kota di wilayah Jawa Tengah.
”Usaha kami bisa berkembang tidak lepas dari peran serta pihak pemerintah, karena dulu kami pernah mendapatkan bantun dari pemerintah provinsi sebesar 2 juta rupiah. Kami berharap untuk kedepannya produk kami bisa go internasional. Kami juga berharap kepada pemerintah daerah supaya memberikan penyuluhan, serta bantuan permodalan untuk meningkatkan produksi,” harapnya.
Sementara itu, Hj. Dodoh, salah satu anggota UKM Anggrek, mengaku, dirinya senang dengan aktifitasnya itu. “Daripada bengong di rumah, mendingan ikut membuat rengginang, karena upahnya juga lumayan, sehari bisa dapat 15 sampai 20 ribu rupiah,” katanya. (PR Akbar)