Pengrajin gerabahan di Desa Patakaharja, Kec Rancah, Kabupaten Ciamis, memproduksi pot bunga, hawu, leukeur, kelenting, cobek, panyangrayan, lalayah. Tujuh jenis produk gerabahan ini mempunyai pasar tersendiri ke luar daerah, dan para pengrajinnya turun temurun masyarakat setempat.
Sukiwa (56) dan Dayat (46) adalah pemilik produk gerabah, selain itu membuat juga bata merah, yang ditemui Minggu (10/7) di Dusun Langensari. Membuat gerabahan ini dibuat dari tanah korang dan pasir kali, diaduk dengan komposisi yang sudah ditentukan dan dicetak dengan cetakan tersendiri dengan sentuhan tangan pengrajin yang sudah terlatih. Begitu juga bata merah tak beda jauh dengan membuat gerabahan, tak beda jauh seperti membuat gerabah. Meskipun begitu ada juga bedanya, bila membuat bata merah bahannya dicampur dengan sisa penggilingan padi (huut) agar waktu pembakarannya menghasilkan produk bata merah yang berkwalitas baik.
Hasil produk gerabah dan bata merah ini, bisa mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga para pengrajinnya sendiri. Omset penjualan bisa mencapai antara 2-3 juta rupiah perbulan. Lebih lanjut Sukiwa menyebutkan, hasil pembuatan bata merah satu kali pembakaran bisa mencapai 7.000 buah dengan harga satuan Rp.450 sampai Rp. 500,- tergantung keadaan bila musim pembangunan proyek-proyek pemerintah harga tinggi. Karena perlu pasokan barang banyak, banyak dari luar daerah membutuhkan bata merah dari sini, begitu kata Sukiwa yang diaminin Dayat sesama pengusaha di daerahnya.
Gerabahan yang dihasilkan dari Desa Patakaharja, dipesan keluar daerah seperti pasar Cikurubuk Tasikmalaya, Ciamis, Banjar dan Kuningan. Bata merah hanya di wilayah terdekat saja di Rancah, sudah dipesan oleh pengusaha bangunan dan material. Soal bata merah bila kekurangan dana untuk produksi, biasanya pengusaha bangunan dan material terlebih dulu menyuplay dana. Pihak pengrajin tinggal mengirimkan barang bila sudah sesuai dengan kebutuhan pengusaha bangunan dan material.
Pemesanan produk gerabahan maupun bata merah sekarang ini terus bertambah, tetapi terkendala oleh permodalan. Itu mah masalah klasik, untuk permodalan Sukiwan dan Dayat meminta bantuan Pemerintah Kabupaten Ciamis, untuk bisa memfasilitasi agar dapat KUR (Kredit Usaha Rakyat) dari Bank itu bantuan yang kami perlukan, katanya.
Penulis : Suyadi, Mahasiswa KKN STISIP BP Banjar.