Hendaya & P. Riswanto Akbar
Ketua umum Lembaga Lansia (Lanjut usia) Indonesia (LLI) Prov. Jabar Nuriana, yang mantan Gubernur Jabar menyebutkan saat ini LLI mempunyai 26 cabang di kabupaten/Kota se Jawa Barat. Nuriana meskipun sudah berusia kepala tujuh yang juga mantan Pangdam Siliwangi Purnawirawan Jendral ini, dirinya masih gemar olahraga dan aktif berorganisasi.
Nuriana menjelaskan, visi dan misi LLI adalah membantu para lansia agar tetap menjaga kesehatan secara fisik, mental dan intelektual. Lebih lanjut ia mengungkapkan dari data tahun 2010, presentase jumlah lansia lebih banyak dari pada balita (anak dibawah lima tahun). âSesuai dengan Undang-undang Nomor 13 tahun 1998, tujuan atau harapan lansia itu ada 3, yaitu ingin sehat, sejahtera dan meraih khusnul khotimah diakhir hidupnya, ujar Nuriana dalam percakapan dengan HR pekan lalu di Situ lengkong Panjalu dalam suatu kegiatan rekreasi para lansia Kabupaten Ciamis.
Ketua LLI Kab. Ciamis Drs. H. Lili Rukidi, menambahkan bahwa agenda yang dilakukan oleh LLI Ciamis agar lansia dapat menjaga kesehatan fisik dan mental. Juga mempunyai program rutin kegiatan seperti olahraga, rekreasi dan mengadakan majelis taqlim bagi lansia dilaksanakan 3 kali dalam seminggu. Koswara BA sekretaris LLI Kab. Ciamis menjelaskan, acara rekreasi bersama LLI Prov. Jabar di Panjalu, merupakan agenda pertama dilaksanakan di Ciamis Utara. Sekitar 450 lansia yang mengikuti kegiatan ini, yang berkumpul disini bukan hanya lansia dari kalangan pensiunan. Melainkan dari berbagai lapisan lansia.
Kota Banjar :
Saat memperingati hari Lansia 27 Juni 2011, di Kota Banjar dilaksanakan di Balai Kota Banjar, hadir Wali kota DR. dr. H. Herman Sutrisno. MM. Memberikan uang Saung kadeudeuh sebesar Rp.50 juta, untuk lansia produktif dan non produktif. Dan Pemkot Banjar menganjurkan, agar lansia yang mempunyai halaman rumah agar bisa dijadikan lahan usaha kecil dan berternak lele dan berternak ayam. Untuk pelatihannya akan dibimbing oleh tim ahli dari Pemkot Banjar, dengan bantuan dan pembinaan dari pemerintah daerah. LLI sangat berharap lansia di kota Banjar bisa produktif, agar kematian lansia di kota Banjar bisa ditekan.
LLI kota Banjar Minggu (17/7) mengadakan tour ke Pangandaran untuk berekreasi, mengadakan acara senam bersama dan murak timbel bersama bawa dari rumah masing-masing. Cuma transportasi ditanggung dari bantuan Pemkot Banjar dengan jumlah peserta 80 orang, ucap Ketua LLI kota Banjar Drs. Idi dalam percakapan dengan HR pekan lalu. Pelayanan lansia yang sakit bisa dirujuk ke RSUD Banjar, dengan menyertakan surat dokter keluarga akan langsung di tangani oleh pihak rumah sakit setempat.
Nasional :
Indonesia merupakan salah satu Negara di Asia yang tergolong cepat pertumbuhan penduduk lansianya. Pada tahun 2000 jumlah penduduk lansia Indonesia 14,4 juta jiwa (7,18 %), pada 2010 jumlah lansia telah mencapai lebih 23,99 juta jiwa (9,77%). Bahkan saat 2020 nanti, proporsi penduduk usia 60 tahun ke atas diperkirakan bakal mencapai 11,4% atau sekitar 32 juta jiwa.
Pertumbuhan yang pesat ini merupakan implikasi dari semakin baiknya kualitas hidup, lantaran semakin bagusnya fasilitas kesehatan yang semakin lengkap sampai ke pelosok desa. Menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Sugiri Syarif, semakin mudahnya masyarakat menjangkau layanana akses kesehatan, berimplikasi pada peningkatan usia harapan hidup. âJumlah bakal terus bertambah,â ucap Sugiri Syarif.
Jika di era 1970- an angka harapan hidup bagi wanita Indonesia rata-rata 56 tahun dan kaum pria 54 tahun, pada tahun 2010 angka harapan hidup perempuan telah mencapai 70 tahun dan lelakinya 68 tahun. Dalam konteks BKKBN, lanjut Sugiri, batasan lansia yang digunakan terdiri dari pralansia umumnya (50-60) dan lansia 60 tahun. Pada era pralansia, umumnya perempuan memiliki masa menopause.
Sekretariat Jendral (Sekjen) Komisi Nasional (Komnas) Lansia Tono Hartono dalam saresehan dengan kalangan media baru-baru ini juga mengungkapkan bahwa data BPS (Badan Pusat Stastik) menunjukan terdapat 11 provinsi di Indonesia yang memiliki penduduk berstruktur tua atau jumlah penduduk lansia diatas 7% (Susenas 2007).
Penuaan penduduk, menurut Tono, merupakan kesuksesan dalam bidang kesehatan, ekonomi, dan pembangunan sosial. Namun itu sekaligus juga tantangan dibidang perawatan kesehatan, masalah sosial, dan pemberdayaan. Kalau pemerintah tidak siap, dengan masalah penuaan, hal itu akan menjadi beban bagi kehidupan sosial, ekonomi, dan kesehatan, ia mengingatkan.
Peringatan Komnas Lansia itu memang perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah. Pasalnya, secara umum kondisi lanjut usia yang ada di Indonesia pada saat ini memang lumayan memprihatinkan. Sebut saja angka kesakitan lansia mencapai sekitar 31,11% (2007), rasio ketergantungan mencapai 13,52% dan dari total 23 juta lansia, sekitar 2,7 juta (15%) di antaranya hidup terlantar.
Hilangkan stigma :
Antisipasi menghadapi ledakan lansia juga diungkapkan Titus K Kurniadi, Ketua Umum Lembaga Lansia Indonesia (LLI). Indonesia lanjut dia, merupakan salah satu negara yang tidak ramah kepada lansia. Tidak ada kota di Indonesia yang memiliki fasilitas layak bagi masyarakat telah uzur.
Lembaga kesehatan dunia (WHO) telah mengeluarkan delapan standar kota yang layak bagi lansia. Diantaranya, ruang terbuka yang menyenangkan dan tidak bising, lingkungan yang bersih, taman kota yang menyenangkan atau trotoar yang lebar dan landai sehingga memudahkan lansia untuk berjalan.
Sampai saat ini masih berkembang stigma di masyarakat, bahwa lansia adalah kelompok manusia yang sudah uzur, sakit-sakitan, dan hidup sangat tergantung pada orang lain. Padahal stigma ini tidak seutuhnya benar.***