Panjalu, (harapanrakyat.com),- Anjing pemburu melesat menuju sasaran. Riuh rendah gonggongannya mengundang sorak-sorai orang yang berada di lokasi. Rupanya pemburu bertaring menemukan babi incaran. Ajang berburu tersebut lantas menjadi tradisi unik yang dilestarikan masyarakat kampung Ciceuri Sandingtaman Kec. Panjalu.
Cetuk, seorang pemburu asal Kamp. Ciceuri Panjalu, beberapa waktu lalu mengatakan, sejak puluhan tahun, anjing tak terpisahkan dari kehidupan warga Panjalu. Peran anjing sebagai pemburu babi sangat diakui di daerah ini.
Menurutnya, hewan peliharaan ini kerap mengusir babi yang menjadi hama perkebunan dan pertanian. Bahkan di wilayah kaki gunung sawal ini, berburu babi dengan menggunakan anjing masih sering dilakukan.
Sementara itu, Dedi, pemburu lainnya, mengatakan, tren berburu dengan anjing sudah bergeser mengikuti jaman. Kalau dulu untuk membasmi hama, kini pemburu/ warga seperti dirinya, memelihara anjing dan berburu babi dilakukan untuk menyalurkan hobi.
Lebih jauh Dedi mengungkapkan, tak heran, jika binatang berkaki empat itu pun mendapat perawatan rutin dan ekstra. Misalnya, diberi makan nasi yang dicampur lauk berprotein, seperti daging dan telur mentah, bahkan Tak jarang, pemilik anjing menyuntik vitamin penambah stamina pada anjing peliharaannya.
Oman, seorang pemburu dari daerah yang sama, mengatakan, semakin kuat dan gesit anjing pemburu, semakin mahal harganya. Jika kemampuan berburunya terasah dengan baik, harganya bisa mencapai jutaan rupiah.
Tidak hanya itu, Oman juga menyebutkan, anjing-anjing yang dilatih kemudian diikutsertakan dalam berbagai pertandingan yang digelar Organisasi Pemburu Babi. Termasuk beberapa kali, para pemburu dari Panjalu ini mengikuti undangan dari pemburu babi dari daerah Kuningan dan Nusakambangan.
Meski begitu, Oman dan rekan pemburu lainnya, mengaku bahwa mulanya tradisi tersebut dilakukan hanya untuk mengusir babi hutan yang merusak ladang para petani di bawah kaki gunung sawal. Saat ini, tradisi tersebut menjadi rutinitas warga yang hobi memelihara anjing dan melakukan perburuan babi.
“Mudah-mudahan babi-babi yang kerap merusak lahan pertanian dan perkebunan warga terusir dan tidak lagi turun ke ladang usaha mereka,” pungkasnya. (hendaya)