P. Riswanto Akbar & Yadi Ismayadi
Cair manis yang diperoleh dari pohon kelapa dinamai nira alias legen atau saguar, berwarnah jernih agak keruh. Nira ini tidak tanah lama, maka bumbung bambu di atas pohon kelapa sebagai penampung air nira, harus segera diambil untuk segera diolah niranya, untuk dijadikan legen.
Deden Sopian (41), warga Desa Kujangsari, Kec Langensari, Kota Banjar mempunyai ide baru memanfaatkan nira (lahang.red) untuk mengolahnya jadi minuman segar. Nira kelapa di daerah Kec. Langensari kwalitas sangat bagus, bahkan nira kelapa asal Langensari sangat bagus kwalitasnya untuk dibuat tuak minuman yang bisa memabukan itu. Sehingga pengrajin bahan gula merah dari kelapa, menjual niranya pada pengepul tuak.
Deden, membeli nira dari pengrajin bahan gula merah di desanya per liter Rp.1000,-,dari 1 liter nira. Setelah diproses jadi Legen dari satu liter susut menjadi 0,75 liter, legen dicampur daun pandan ditambah es batu secukupnya. Jadilah minuman es legen yang dingin, manis dan harum daun pandan, dijual per gelas Rp. 2500,- dengan label Es Legen Lestari.
“Es Legen Lestari aman dikonsumsi, karena tidak menggunakan bahan pengawet,” Deden menjelaskan. Saat berbincang dengan HR di tempat mangkalnya di kawasan Dobo Jalan Ir Purnomosidi di pinggir tanggul Citanduy, Minggu (10/7) begitu Deden bercerita. Inspirasi membuat es legen, membaca dari berita Koran bekas, soal minum segar. Di daerahnya tersedia bahan baku nira, daripada dijadikan tuak minuman yang memabukan juga bisa mengganggu kesehatan. Es legen Lestari minuman halal.
Deden membikin es legen bermodal awal Rp.500 ribu, keuntungannya lumayan adalah 40% cukup menghidupi anak dan istrinya dengan jumlah keluarga 4 orang. Mulai berjualan pkl 10.00 sampai pkl 16.00, bila lagi banyak pembeli pkl 14.00 sudah habis. Perhari rata-rata terjual 50 gelas es legen, mengolah jualannya dimulai dari pkl 5.00, sebanyak 20 liter nira kelapa untuk dibikin legen dilakukan setiap hari.
Cita-cita Deden ingin mengembangkan usahanya, punya lapak di alun-alun Banjar dan Langensari, tapi permodalan belum cukup. Es Legen Lestari ini ingin menjadi minuman sehat khas kota Banjar, “Itu cita-cita saya,” ujar Deden, rasa es legen tidak hanya harum pandan. Ia pun punya racikan baru untuk es legen dicampur dengan buah-buah segar, seperti strawbery, apel, anggur, pepaya, dan kelapa muda.
Dan kini sedang mengumpulkan modalnya dahulu, bisa engga yaa Pemkot Banjar melalui Disperindakop memfasilitasi untuk mendapat KUR (Kredit Usaha Rakyat) ke perbankan? Itu rupanya harapan Deden yang bergerak disektor informal, mudah-mudahan Pemkot Banjar mendengar keinginannya. Bila tidak ada perhatian pihak-pihak terkait, terpaksa harus menunda cita-citanya dulu.***