Ciamis, (harapanrakyat.com),- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kab. Ciamis berencana memanggil pihak Bulog Sub Drive Ciamis, terkait keluhan warga Kec. Cipaku soal Beras Miskin (Raskin) berkualitas jelek. Pasalnya, beras subsidi dari pemerintah yang diperuntukan bagi keluarga miskin (Gakin) itu, belakangan kerap bau apek dan jika sudah dimasak cepat berubah warna menjadi kuning. Sehingga menimbulkan rasa yang kurang enak.
Anggota Komisi II DPRD Ciamis, Iwan M. Ridwan, Selasa (5/7) mengaku akan memanggil pihak Bulog, untuk memperjelas masalah beras raskin yang dijual kepada warga Cipaku belum lama ini.
Bahkan Iwan menegaskan, pihaknya bakal membentuk panitia khusus yang akan menangani secara langsung soal tersebut. Tidak hanya bulog, Iwan juga menyebutkan, pihaknya akan meminta keterangan dari pemerintahan di tingkat desa dan kecamatan.
Dia menilai, jika beras raskin yang dijual kepada masyarakat berkualitas jelek, malah akan menambah penderitaan masyarakat. Untuk itu, pihak desa, kecamatan dan bulog perlu memberikan klarifikasi soal tersebut.
Iwan menegaskan, pemerintah sudah menyampaikan Prosedur Tetap (Protap) mengenai beras raskin yang disediakan untuk Keluarga Miskin (Gakin). Dalam protap tersebut, raskin untuk gakin merupakan kualitas beras kedua, atau baik/ layak untuk dikonsumsi masyarakat.
Wakil Ketua DPRD Ciamis, Gandjar M Yusuf, Senin (4/7) menilai pihak desa dan kecamatan lalai dalam menerima pendistribusian raskin. Menurutnya, pihak desa dan kecamatan seharusnya lebih mengetahui kualitas raskin tersebut, sebelum sampai ke warga.
“Sebelum beras sampai ke masyarakat, pihak kecamatan maupun desa harusnya bisa memastikan berkualitas raskin itu bagus atau tidak,” ujarnya.
Dia menambahkan, jika pihak desa dan kecamatan teliti, dan mendapati bahwa kulitas raskin tersebut jelek, maka bisa mengajukan penggantian kepada bulog. Untuk itu, Gandjar menghimbau, kades dan camat agar memperhatikan kualitas raskin yang akan diterima warganya.
Pada edisi sebelumnya, warga Desa Ciakar Kecamatan Cipaku mengeluh buruknya kwalitas beras miskin (raskin). Beras subsidi dari pemerintah bagi Gakin itu, belakangan kerap bau apek dan jika sudah dimasak cepat menguning.
Ujang, Warga Dusun Desakulon Desa Ciakar Kec. Cipaku, mengatakan, setelah kwalitas raskin buruk, dia enggan membeli raskin sesuai jatah yakni 15 kg per Gakin. Dia mengaku hanya membeli sebanyak 5 kg saja. Itu pun digunakan untuk campuran dengan beras yang kwalitas bagus.
“Jadi, saya membeli raskin hanya untuk campuran saja. Beli 5 kg raskin kemudian dicampur dengan 10 kg beras kwalitas bagus yang dibeli dari warung,” ujarnya, kepada HR, pekan lalu.
Pasalnya, lanjut Ujang, apabila memaksakan menggunakan beras raskin, setelah matang menjadi nasi tidak akan bertahan lama.
“Kalau pagi-pagi menanak nasi menggunakan beras raskin, siangnya pasti nasi tersebut sudah berubah warna menjadi kuning. Dan jika dimakan pun rasanya bau,” katanya.
Menurut Ujang, keluhan mengenai buruknya beras raskin tidak hanya dialami dirinya, sejumlah tetangganya pun mengalami hal yang sama.
“Kalau seandainya kwalitas raskin terus seperti ini, kita tidak akan mau membeli lagi. Jangan mentang-mentang untuk rakyat miskin, Bulog seenaknya menjual beras raskin dengan kwalitas rendah,” ucapnya menggerutu.
Ditemui terpisah, Jerko, Warga Desa Jalatrang Kecamatan Cipaku, yang kesehariannya sebagai penjual bubur ayam keliling mengatakan, saking seringnya masyarakat penerima raskin mendapat beras kwalitas buruk, membuat mereka hapal rasa beras raskin.
“Makanya saya tidak berani membuat bubur dengan menggunakan beras raskin. Karena kalau nekad menggunakan beras raskin, meski dicampur dengan beras bagus sekalipun, pasti pembeli yang kebanyakan kalangan menengah ke bawah, pasti akan mengetahui bahwa itu beras raskin. Jelas rasa bubur atau nasi dari beras raskin memiliki ciri khas dan berbeda dengan beras pada umumnya,” terangnya. (es)