Disdikpora minta Dinsosnakertrans jalin kerjasama buka kesempatan kerja
Banjar, (harapanrakyat.com),- Masalah pengangguran atau tuna karya memang selalu menjadi topik hangat yang diperbincangkan banyak kalangan. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja.
Jika dikaitkan dengan tahun kelulusan siswa setara SMA tahun 2011, siswa-siswi yang selesai studi tingkat SMA/SMK di Kota Banjar mencapai 2643 orang. Dari jumlah tersebut, diperkirakan yang melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi paling berapa puluh persen saja.
Sementara sisanya belum bisa dipastikan, apakah mereka melanjutkan studi atau malah harus mengadu nasib menjadi seorang pekerja.
Data yang berhasil dihimpun HR, menyebutkan lulusan SMAN 1 Banjar sebanyak 310 orang, SMAN 2 Banjar 141 orang, SMAN 3 Banjar 283 orang, SMA Al-azhar 69 orang, dan SMA Bina Putera 72 orang.
Sementara lulusan SMK, untuk SMKN 1 Banjar berjumlah 389 orang, SMKN 2 Banjar 324 orang, SMKN 3 Banjar 208 orang, SMK Al-Azhar 41 orang, SMK Bina Putera 353 orang, SMK Hikmah 178 orang, SMK Muhammadiyah 37 orang, SMK Pasundan1, 113 orang, SMK Pasundang 2, 89 orang, dan SMK Tek Yaf, 36 orang.
Ketika HR meminta tanggapan soal itu, Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora) Kota Banjar, Engkos K, Selasa (12/7) mengaku, pihaknya belum dapat memastikan kemana para lulusan SMA/SMK di Kota Banjar tersebut.
Engkos juga membenarkan, pihaknya hingga saat ini belum memiliki data yang pasti soal nasib para lulusan tersebut. Hanya saja, Engkos menegaskan, pada tahun ini pihaknya sudah mengagendakan pendataan bagi para lulusan untuk tiga tahun kebelakang.
âKami sudah memiliki formatnya, dalam format tersebut kami akan melakukan pendataan jumlah lulusan yang sudah bekerja, kuliah, pengangguran dan lainnya,â katanya.
Dia menambahkan, pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian. Soalnya, produktivitas dan pendapatan masyarakat berkurang, sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran, dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan, menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya, yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.
Menurutnya, pengangguran berkepanjangan dapat menimbulkan efek psikologis buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran terlalu tinggi dapat menyebabkan kekacauan sosial, sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Untuk itu, Engkos kembali menegaskan, pihaknya akan berupaya mencari cara agar lulusan setingkat SMA/SMK yang berasal dari Kota Banjar mendapatkan kesempatan kerja layak, sesuai dengan kemampuan mereka.
âDalam hal ini, peran serta instansi/ lembaga yang membidangi masalah kesempatan kerja bisa melakukan jalinan kerjasama dengan Dunia pendidikan. Jalinan kerjasama ini diharapkan bisa menjawab kesulitan dan kekhawatiran meningkatnya jumlah pengangguran,â katanya. (deni)