Mempertahankan dan mengembangakan sebuah usaha, bukan hanya materi yang dibutuhkan, tapi juga keuletan serta kesabaran dalam menjalaninya.
Eva Latifah
Di Kota Banjar, siapa yang tidak tahu Halte, nama toko sekaligus tempat pembuatan baju, baik jenis T-shirt, Polo shirt, maupun sport hem, di Jl. DR. Husein Kartasasmita.
Berawal hanya menerima pesanan dalam jumlah kecil, kini usaha konveksi yang dijalani Herdi, atau biasa dipanggil Kakang, dan Rossa, istrinya, telah mengalami kemajuan cukup signifikan.
Menurut Rossa, usaha yang dirintis bersama suaminya sejak tahun 2000 silam, memang tidak secara instan untuk bisa berkembang seperti sekarang. Dulu, sebelum mempunyai toko sendiri, mereka menjalankan usahanya di rumah, tepatnya di Jl. Gudang. Kemudian, mereka pindah lagi ke rumah yang ada di Gang Veteran.
Pada saat itu, selain menerima pesanan kecil-kecilan, mereka juga mencoba membuat baju, khususnya T-shirt, yang dipasarkan melalui agen di Pangandaran.
Alhasil, pemasarannya di Pangandaran sangat memuaskan. T-shirt produk Halte sangat diminati para konsumen, baik warga setempat maupun turis lokal dan mancanegara, karena memang desain-desainnya sangat unik dan menarik.
Namun sayang, disaat semakin meningkatnya minat konsumen, pemasaran di Pangandaran terpaksa dihentikan. Hal itu akibat terjadinya bencana tsunami di Aceh, sehingga berdampak pula terhadap pengunjung Pantai Pangandaran.
“Setelah trauma masyarakat akan bencana tsunami di Aceh pulih, dan pengunjung Pantai Pangandaran mulai ramai lagi, saat itu kami kembali memproduksi kaos untuk dipasarkan di Pangandaran,” tutur Rossa, saat ditemui HR di tokonya, Selasa (14/6).
Belum juga berjalan lama, lagi-lagi pemasaran di Pangandaran kembali dihentikan karena bencana tsunami pun meluluh-lantahkan kawasan Pantai Pangandaran.
Akhirnya, sejak bencana tsunami di Pangandaran terjadi, pemasaran kaos produksi Halte total dihentikan. Dikatakan Rossa, pada waktu itu untuk memulihkan keramaian Pangandaran ke kondisi semula tidak lah sebentar.
”Dan setelah pulih, agen kami pun di sana ternyata sudah beralih pekerjaan, sebab mungkin terlalu lama kalau harus menunggu situasi Pangandaran kembali normal. Dan kita pun di sini pakeum karena Pangandaran sepi,” kenangnya.
Selain ke Pangandaran, baju produksi Halte pun pernah dipasarkan ke Bali dan Lombok. Namun tidak berlangsung lama, lantaran pembayaran dari agen mereka yang ada di dua daerah tersebut tidak berjalan lancar.
Pakeumnya pemasaran ke Pangandaran, serta macetnya pemasaran di Bali dan Lombok, bukan berarti semangat usaha mereka menjadi turun. Terbukti, pada tahun 2004, mereka mulai menempati toko sekaligus tempat produksi di Jl. DR. Husein Kartasasmita sampai sekarang.
Order yang diterima pun semakin bertambah. Selain menerima pesanan, toko Halte juga menjual baju, jaket/sweter dan topi hasil produksi dan desain Halte sendiri. Untuk barang-barang yang tersedia di toko, rata-rata banyak disukai anak-anak muda.
Rossa mengaku, untuk bisa mempertahankan dan mengembangakan usahanya, bukan hanya materi yang dibutuhkan, namun juga keuletan dan kesabaran dalam menjalaninya.
Karena, apa pun jenis usaha yang dijalani, pasti ada saja pasang surutnya. Begitu pula usaha yang dilakoni Rossa dan Kakang. Meski usahanya sedang sepi, tapi dia tetap memenuhi hak para karyawannya. Hingga saat ini, mereka telah memiliki delapan orang karyawan.
“Naik turun dalam sebuah usaha pasti selalu ada, cuma bagaimana kita menyikapi dan mengendalikannya. Yang penting kita harus yakin pada rejeki kita, dan selalu berusaha lebih baik lagi dalam berkreasi serta meningkatkan kwalitas. Kalau kwalitas bagus, rejeki mah pasti nuturkeun,” katanya.
Rossa menambahkan, banyaknya orderan pada usaha bidang konveksi tergantung musim, misalnya musim tahun ajaran baru anak-anak sekolah. Tapi, itu pun kenaikannya tidak terlalu signifikan. ***