Lakbok, (harapanrakyat.com),- Sedikitnya seratus hektar sawah milik petani di wilayah Kec. Lakbok terancam puso. Hal itu terjadi lantaran sawah milik mereka tergenang air dari saluran irigasi yang mengalami pendangkalan. Akibatnya, sejumlah petani memilih mengganti benih padi yang baru berumur 15 hari tersebut. Para petani mengaku rugi karena harus kembali membeli benih padi dan membayar upah para buruh tandur (menanam padi).
Yahya (50), petani lakbok, Selasa (7/6), mengatakan, kondisi cuaca yang tidak bersahabat membuatnya was-was. Menurutnya, dua hari belakangan ini, intensitas hujan sangat tinggi. Mengantisipasi hal itu, Yahya dan petani lainnya mengaku terpaksa mengganti benih padi.
Dia menjelaskan, sawah miliknya mencapai luasnya 200 bata. Karena genangan air itu, ia harus mengganti benih sebanyak 15 kg atau 2 kantong benih dengan kisaran harga 60 ribu untuk 2 kantong benih. Belum ditambah harus membayar upah para buruh tani untuk tandur, misalnya 10 orang, upah perorang Rp.15 ribu rupiah, dan pembelian pupuk.
âKalau ditotalkan jumlahnya, masing-masing petani di kecamatan Lakbok yang mengalami puso harus mengeluarkan uang sebesar Rp.300 sampai 400 ribu,â katanya.
Bagi petani seperti Yahya, jumlah uang sebesar itu cukup memberatkan. Soalnya, Yahya hanya menggantungkan hidup dari hasil berpetani di sawah saja. Yahya berharap Pemkab Ciamis memberikan bantuan benih padi untuk meringankan kesulitan yang dilami petani seperti dirinya.
Sementara itu, Kepala BP3K Kec. Lakbok, Adun, ketika dimintai tanggapan terkait lahan sawah yang mengalami puso, mengatakan, pihaknya sudah melaporkan kejadian tersebut kepada Dinas Pertanian Kab.Ciamis.
âNamun, soal penggantian benih untuk petani, kami belum bisa menjaminnya. Karena hal itu di luar kewenangan,â pungkasnya. (Amlus)