Banjar, (harapanrakyat.com),- Masyarakat yang akan menyekolahkan anaknya ke tingkat SMA/SMK berstatus negeri, mengeluhkan tingginya biaya penerimaan siswa baru (PSB). Mereka mengaku, untuk bisa masuk ke sekolah negeri, orang tua harus punya uang minimal Rp6 juta.
Seperti diungkapkan Windayani (41), warga Lingkungan Banjarkolot, Kel. Banjar, Selasa (17/5). Menurutnya, setiap tahun biaya masuk ke sekolah negeri tingkat SMA maupun SMK selalu mengalami kenaikan.
“Meskipun nilai ujian nasional anak saya bagus, artinya bisa masuk di sekolah berstatus negeri, namun saya sebagai orang tua dituntut harus siap pula dengan biayanya, minimal harus pegang 6 juta rupiah,” katanya.
Sedangkan, lanjut dia, untuk menyiapkan uang sebesar itu tidak mudah, meski dirinya bukan termasuk warga miskin. Sehingga, tidak mungkin anaknya minta diajukan supaya mendapat beasiswa dari sekolah.
Padahal, kata Windayani, biasanya biaya masuk ke sekolah negeri lebih murah dari sekolah swasta, seperti di kota-kota besar. Tapi, lain halnya di Kota Banjar, biaya masuk ke sekolah swasta jauh lebih murah.
“Memang, dalam menentukan besaran PSB, pihak sekolah mengadakan rapat terlebih dahlu dengan komite sekolah dan orang tua siswa. Kalau dalam rapat tersebut lebih banyak yang setuju, misalnya biaya PSB disetujui 3 juta, atau 4 juta, berarti yang keberatan terpaksa harus mengikuti,” ujarnya.
Keluhan serupa juga diungkapkan Maman (50), warga Kel. Purwaharja. Dia mengaku, kalau merasa tidak punya cukup uang untuk biaya masuk ke sekolah negeri, dia lebih memilih mendaftarkan anaknya ke sekolah swasta.
“Jika dilihat dari fasilitas sarana prasarana yang ada di sekolah-sekolah negeri, memang saya akui semuanya sudah lengkap, bila dibandingkan dengan sekolah swasta. Tapi, saya rasa masalah kualitas sekolah swasta juga tidak kalah oleh negeri, cuma mungkin kalah gengsi saja,” tuturnya.
Dikatakan Maman, ternyata untuk bisa mendapatkan pendidikan yang berkualitas di sekolah negeri itu mahal. Menurut pihak sekolah, lanjutnya, besarnya biaya PSB karena sebanding dengan fasilitas yang disediakan oleh sekolah.
Sementara itu, Neti (43), warga Kel. Hegarsari, mengatakan, meski anaknya keukeuh ingin masuk ke sekolah negeri, karena memang nilainya memadai, namun dirinya sebagai orang tua mengaku tidak sanggup jika harus menyediakan uang di atas Rp3 juta.
“Terus terang, bukan tidak ingin anak saya sekolah di SMA favorit, tapi saya sebagai orang tua merasa keberatan dengan biayanya. Jadi saya daftarkan saja ke sekolah swasta, yang penting anak tetap bisa sekolah,” katanya. (Eva)