Banjar, (harapanrakyat.com),- Salah satu upaya melestarikan kesenian tradisional, Paguyuban Seni Kuda Kepang Langen Utomo yang beralamat di RT 01/05, Lingkungan Margasari, Kel. Bojongkantong, Kec. Langensari, selalu mensosialisasikan kesenian tersebut kepada generasi muda di lingkungannya.
Hal itu dikatakan Ketua Paguyuban Seni Kuda Kepang Langen Utomo, Herwanto, saat mengisi acara hiburan dalam Musyawarah Daerah (Musda) PAN di halaman Graha Banjar Idaman (GBI), Senin (16/5).
Menurutnya, dengan cara sosialisasi, setidaknya anak-anak muda yang ada di lingkungannya tidak akan melupakan kesenian tradisional, khususnya kesenian kuda kepang.
“Kesenian kuda kepang ini salah satu warisan leluhur kita yang harus dilestarikan. Tarian kuda kepang merupakan kombinasi antara budaya Jawa dan Sunda. Untuk itu, saya berharap generasi muda, khususnya di lingkungan kami, umumnya semua generasi muda Kota Banjar, ikut membangkitkan dan melestarikan kesenian tradisonal, jangan sampai hilang,” kata Herwanto.
Dia mengaku khawatir, maraknya budaya-budaya dari luar lambat laun dapat mengikis kecintaan generasi muda terhadap seni budaya daerahnya sendiri. Jika tidak diingatkan sekaligus diperkenalkan sejak dini, maka seni budaya lokal akan tersingkirkan.
Menurutnya, dari hasil sosialisasi tersebut, kini para penari di Paguyuban Seni Kuda Kepang Langen Utomo banyak diikuti oleh anak-anak muda, bahkan diantaranya ada yang masih sekolah.
“Kesenian ini sebetulnya sudah hampir pudar, tapi saya berusaha bangkit, dan ternyata mendapat respon dari masyarakat. Untuk di Banjar sendiri Alhamdulillah masih banyak digemari, terutama di daerah Langensari,” tuturnya.
Herwanto mengatakan, anak-anak Paguyuban Seni Kuda Kepang Langen Utomo biasanya sering tampil dalam acara hajatan. Karena, masyarakat di wilayah Langensari rata-rata nanggap kesenian kuda kepang saat menggelar hajatan, baik khitanan maupun nikahan.
Bahkan, panggilan pentas pun kerap datang dari beberapa daerah di Jawa Tengah, diantaranya Panulisan, Majenang, Cilacap dan Purwokerto.
Sedangkan, di kota Banjar sendiri biasanya tampil dalam acara Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Banjar, atau acara hiburan lainnya yang diselenggarakan oleh pemerintahan dan organisasi politik/masyarakat.
Dia menambahkan, selain belajar seni tari, anggota mudanya juga dilatih seni gamelannya, sehingga mereka mampu menguasai tarian dan musiknya. (Eva)