Kadistan Yakin Dapat Sisihkan Untung Rp650 Juta Perpanen
Ciamis, (harapanrakyat.com),- Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Ciamis menilai bahwa minimnya suntikan anggaran untuk Balai Benih Padi Banjarsari, menyebabkan pihaknya belum mampu menjadi sumber penghasil PAD {Pendapatan Asli Daerah} Ciamis.
Hal itu disampaikan Kadistan Ciamis, Ir. Endang Supardi, M.Sc., ketika ditemui HR, Minggu lalu. Endang mengungkapkan, untuk memproduksi benih bermutu, pihaknya membutuhkan modal, berupa kucuran anggaran.
Endang mengaku yakin, apabila diberi modal untuk memproduksi benih padi, dengan kebutuhan yang begitu besar, pihaknya mampu menyetor PAD rutin kepada pemerintah Ciamis.
âKami sudah ajukan sejak tahun 2006 ke Legislatif agar Balai Benih Padi Banjarsari diberi anggaran untuk pengolahan benih. Sayangnya hingga kini, belum juga mendapat persetujuan,â ungkapnya.
Lebih lanjut Endang menjelaskan, saat ini pihaknya membutuhkan modal kurang lebih sebesar 1 milyar, untuk dijadikan modal abadi. Dana tersebut akan digulirkan untuk memproduksi benih padi.
âCara menghitungnya seperti ini, 52 ribu hektar lahan Padi dikali 25 kilogram benih, setiap 1 hektar lahan padi membutuhkan 25 kilogram benih, maka benih yang diperlukan mencapai 1.300 ton permusim. Satu tahun dua kali musim, maka didapat hasil 2600 ton, keuntungan perkilonya sebesar Rp. 500,-. Dari angka itu, Balai Benih bisa menyisihkan untung hingga Rp. 650 juta perpanen,â katanya.
Endang menilai, bahwa yang menjadi kendala saat ini adalah suntikan anggaran yang belum juga kunjung cair. Sehingga, potensi sumber PAD dari sektor tersebut belum bisa maksimal.
Pada edisi sebelumnya, Ketua Koptan di Banjarsari, Endang,MT., mengatakan, keuntungan berbisnis di sektor pertanian, khususnya padi sangat menggiurkan. Makanya, banyak sejumlah merek benih padi dari wilayah Jawa Tengah banyak beredar di Banjarsari. (diki)