Kepentingan yang berbeda antara instansi di kota Banjar, bisa menggelikan. Misalnya di jalan Ir Sutami dan kawasan Banjar atas. Adalah dua titik yang rimbun oleh pepohonan. Bila kita lewat di dua titik di daerah itu akan terasa sejuk dan semilir angin, ditempat lain rasanya di kota Banjar belum ada.
Kisahnya begini, di jalan Ir Sutami pecan lalu pepohonan yang rimbun di tempat itu dipangkas.
Peristiwa itu menjadi pembicaraan publik tersiar di media cetak. Pertanyaan publik kenapa pohon di situ dipangkas? Itu yang menjadi pertanyaan. Ada dua instansi BBWS Citanduy, keinginannya semua pohon disitu ditebang habis, dan Dinas PU Kota Banjar sangat bercerita teknis soal jalan kondisinya jadi rusak. Padahal bila jalan disitu rusak perbaiki lagi enteng asal ada duit. Tapi bila menanam pohon sebesar itu lamanya puluhan tahun.
HR Koran yang konsen pada ekologi sangat perlu mencari akar persoalan. KENAPA POHON-POHON itu diganggu apa yang jadi masalah. HR menugaskan wartawannya untuk menghubungi tiga instansi yang terkait penebangan pohon di jalan Ir Sutami. Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup (DKPLH), BBWS Citanduy, dan Dinas PU Kota Banjar. Berarti di Banjar kehilangan satu titik daerah hijau yang sejuk. Ikuti laporannya.
Akibat akan adanya perbaikan jalan, serta pembuatan drainase dan trotoar, Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup (DKPLH) Kota Banjar, mengaku, pihaknya terpaksa melakukan pemangkasan tegakan pohon yang berada di turus Jl. Ir. Sutami, pekan lalu.
Kepala Bidang Pertamanan DKPLH Kota Banjar, Hj. Nurjanah, didampingi Kasi. Pertamanan, Engkos, mengatakan, menurut pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Banjar, bahwa rindangnya pepohonan di jalan tersebut juga dinilai menjadi penyebab rusaknya jalan, serta mengganggu bentangan kabel listrik dan telepon.
“Sebetulnya pihak Procit (Proyek Citanduy/BBWSC-Red) menginginkan pohon-pohon itu ditebang habis, tapi kami keberatan, makanya kami mengambil jalan tengah, yaitu hanya memangkas saja,” terang Nurjanah, Jum’at (8/4).
Jika dilihat secara teknis pada Bidang Pertamanan dan Lingkungan Hidup, lanjutnya, memang sangat bertolak belakang dengan teknis Dinas PU.
Lantaran, selama ini DKPLH sedang gencar-gencarnya setiap hari Jum’at melaksanakan program penanaman pohon hampir di setiap turus jalan yang ada di wilayah Kota Banjar.
“Kalau menurut tenkis Dinas PU, rimbunnya pepohonan dapat mengakibatkan jalan menjadi lembab dan akhirnya cepat rusak, karena sinar matahari tidak bisa masuk, sementara jalan beraspal itu harus kena sinar matahari,” tuturnya.
Sedangkan, bidang Lingkungan Hidup dan Pertamanan, justru menilai bahwa rimbunnya pepohonan di turus jalan berfungsi sebagai kanopi, sehingga para pengguna jalan merasa sejuk dan teduh ketika melintasinya.
Sementara itu Engkos mengatakan, karena ada pertimbangan-pertimbangan dari segi teknis Dinas PU dan pihak BBWSC, maka DKLPH hanya memangkas bagian ranting yang mengganggu bentangan kabel, dan bagian ranting yang menghalangi lampu penerang jalan (mercury), sebab jika malam hari kondisi jalan menjadi gelap dan rawan kecelakaan.
“Yang penting tegakan pohon masih utuh, kemudian sinar matahari juga bisa masuk, dan jalan tidak cepat rusak, sesuai dengan tenkis Dinas PU. Jadi intinya semua punya kepentingan, tapi mungkin saja dari pihak Procit merasa tidak puas lantaran pohon tidak ditebang habis,” kata Engkos.
Hal serupa dikatakan Kepala Bidang Lingkungan Hidup DKPLH Kota Banjar, H. Basir, SP, MP. Dia menambahkan, bahwa selain bersifat kanopi, pohon juga bersifat kesehatan.
Karena, tanaman dapat menyerap CO2 yang dikeluarkan oleh knalpot kendaraan, lalu menggantinya kembali dengan O2. “Itu mungkin keinginan dari bidang Lingkungan Hidup,” kata Basir.
Sementara itu, untuk mengkonfirmasikan hal tersebut kepada pihak BBWSC dan Dinas PU Kota Banjar, namun hingga berita ini diturunkan, para pejabat terkait belum bisa ditemui.