Banjar, (harapanrakyat.com),- Penyebab berkurangnya pedagang kreatif lapangan (PKL) di kawasan Wisata Kuliner (Wiskul) Jl. BKR, bukan semata faktor cuaca, tapi juga akibat PKL tidak memiliki kesabaran, kurang kreatif, dan kurangnya daya beli masyarakat.
Jumlah sebelumnya 45 PKL, kini hanya bertahan 20 PKL. Hal itu dikatakan Ketua Koperasi Pasar (Koppas) Warga Usaha Banjar, Enceng, Senin (25/4).
“Tapi kami juga sebagai pengelola tidak bisa memaksakan agar terus bertahan, karena tidak mau kalau para pedagang rugi terus. Sejauh ini hanya menyarankan pada semua pedagang supaya bisa lebih kreatif dalam menyajikan dagangannya,” kata Enceng.
Lebih lanjut dia mengatakan, pedagang yang masih aktif memang sudah memiliki pelanggan tetap. Semua itu hasil kesabaran dan kreatifitas selama menjalankan usaha.
Dengan banyaknya pedagang tidak aktif, kata Enceng, pihaknya memberikan tengat waktu sampai akhir bulan April untuk menarik kembali aset milik Koppas, yaitu berupa roda dagangan, berikut tenda dan kursi. âMasih banyak masyarakat lain berminat berjualan,â tandasnya.
Menurut Enceng, untuk meramaikan kembali kawasan Wiskul, diharapkan pemerintah memberikan pembinaan kepada pedagang.
“Rencananya Disperindag akan mengadakan pelatihan, pesertanya PKL Wiskul yang masih aktif. Tapi saya maunya pedagang tidak aktif juga diikutsertakan, agar mendapat pencerahan. Sehingga termotivasi melanjutkan usahanya,” harap Enceng.
Lanjut Enceng, mengenai lokasi Wiskul terkesan tersembunyi, artinya kawasan tersebut tidak terlewati langsung oleh pendatang dari luar kota Banjar. Dengan demikian perlu segera dibangun gapura untuk mudah dikenali oleh pendatang.
Gapura akan didirikan di Jl. Rd. Hamara Effendi, dan di sekitar pertigaan BNI. Pemkot diharapkan segera membangun gapura tersebut, karena pendanaannya sudah dianggarkan di APBD. Dana yang disiapkan mencapai Rp100 juta.
Menanggapi hal itu, Kabid. Koperasi dan UKM, Disperindagkop, Dra. Titi Winarti, MPd., mengatakan, hal itu akibat lemahnya mental berdagang para PKL.
Meski saat ini jumlah pedagangnya menurun, pemerintah tetap tidak akan memindahkan lokasi Wiskul, walaupun sebelumnya ada rencana pemindahan, bahkan beberapa tempat telah diusulkan.
“Selain pedagang dan masyarakat sekitar menginginkan lokasi tetap di Jl. BKR, pada akhirnya Pak Walikota juga menetapkan lokasinya tidak akan dipindah, dan itu sudah ada Perwalnya,” kata Titi.
Salah satu upaya meramaikan kembali Wiskul, lanjutnya, Pemkot Banjar sudah menambah properti untuk sarana hiburan, yaitu berupa stage dan soundsystem.
Dana yang digunakan untuk pembelian aset berasal dari APBD sebesar Rp10 juta. Maka ketika mengadakan acara hiburan, pihak pengelola tidak perlu lagi meminjam kepada pihak lain.
“Kami rencananya akan memberi bantuan modal usaha bagi pedagang aktif, tapi bantuan itu sifatnya bergulir, dan mereka harus bisa memotivasi pedagang tidak aktif,” ujar Titi.
Mengenai pembinaan terhadap PKL, Titi mengaku, pihaknya memang belum mengadakan pembinaan secara khusus, lantaran terbentur anggaran.
Pembinaan baru dilaksanakan pada hari Selasa-Rabu (26-27/4), yaitu dengan cara mengadakan pelatihan bagi para UKM yang mempunyai potensi dan pedagang kreatif lapangan, baik pedagang Wiskul, Rest Area Banjar Atas, maupun PKL Doboku.
“Untuk PKL Wiskul, mengenai siapa yang akan mengikuti pelatihan, itu diserahkan kepada pengelola. Apakah pedagang aktif atau pedagang yang tidak aktif ikut juga. Kami membatasi jumlah peserta pelatihan, sebab dananya terbatas, dari tiga lokasi itu hanya 45 orang,” tukasnya. (Eva)