Panjalu, (harapanrakyat.com),- Ribuan warga Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis antusias mengikuti upacara adat Nyangku di alun-alun Panjalu. Mereka berbondong-bondong memadati alun-alun untuk sebuah upacara sakral yang digelar oleh Yayasan Boros Ngora, setahun sekali.
ceritanya, pada acara yang dilaksanakan hari Senin (28/2), sejumlah ruas jalan di wilayah Panjalu menjadi macet. Acara tersebut banyak mengundang perhatian dari berbagai media baik elektronik dan cetak. Terlebih upacara Nyangku ini dihadiri Bupati Ciamis dan Kesultanan Cirebon.
Sesepuh Panjalu, Rd. H. Atong Cakradinata, dalam sambutannya menyampaikan adat Nyangku merupakan ajaran budaya sunda yang dihubungkan dengan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI). Dalam acara itu, digambarkan sebuah pedang dimandikan, sebagai simbol untuk mengenang leluhur yang menyampaikan ajaran agama Islam.
Atong menegaskan, memandikan pedang bukan berarti mengagungkan suatu benda atau menyembah selain Allah. Ia menjelaskan, wilayah Panjalu mempunyai sebuah arti filosofi tentang kehidupan masyarakatnya yang senantiasa menjalankan ajaran agama Islam.
Bupati Ciamis, H. Engkon Komara, pada kesempatan yang sama menyampaikan, upacara Nyangku merupakan ungkapan untuk mengenang sejarah para leluhur. Untuk itu, masyarakat Kab. Ciamis harus tetap memegang teguh kandungan dan nilai-nilai sejarah yang terdapat dalam upacara adat ini.
Di samping itu, kegiatan Nyangku tersebut juga harus dijaga kelestariannya, karena sudah menjadi aset budaya kab. Ciamis yang sudah dikenal di pelosok negeri.
Ahmad Muharom (28), Tim Ekspedisi Jejak Karuhun Ciamis, saat ditemui HR, di sela-sela kegiatan mengatakan upacara sakral Nyangku bersifat hanya untuk mengenang nilai-nilai history para leluhur yang telah menyebarkan agama Islam. Keanekaragaman budaya tersebut tentunya harus disyukuri oleh semua pihak.
Lebih lanjut, Ahmad menambahkan, upacara adat Nyangku digelar dalam rangka mengenang dan menafakuri hikmah perjuangan Prabu Sanghiang Borosngora, Raja Panjalu Islam pertama. Banyak pesan di dalam acara Nyangku ini, diantaranya “Panjalu: Papagon, Agama, Jadikeun Amalan Lahir Batin, Ulah Salah” dan “Panjalu Tungguling Rahayu Tangkaling Waluya”, “Mangan Karana Halal, Pake Karana Suci, Ucap Langkah Saberene”.
Seorang pengunjung, Asep (43) warga Cipaku, ketika dimintai tanggapan mengatakan, dirinya datang dalam acara itu, tidak lain lain untuk mengetahui adat dan budaya yang dimiliki Kab. Ciamis. Asep mengaku belum mengetahui penyebaran Islam yang dilakukan para leluhur di Kab. Ciamis. (dji)