Tak disangka, ternyata nenek moyang dan leluhur kita mempunyai suatu alat musik tiup tradisional yang berfungsi sebagai hiburan sekaligus penjaga lingkungan. Luar Biasanya, alat tiup ini keberadaanya sudah ratusan tahun, di daerah kita alata ini biasa disebut Karinding.
Alat tiup yang terbuat dari bambu atau bisa dari batang Enau, berfungsi sebagai pengusir hama di kebun atau di ladang pertanian, hingga tikus sawah atau tikus rumahan. Namun sayang warisan leluhur tersebut kini sudah banyak dilupakan.
Namun ditengah Karinding yang terlupakan tersebut, untunglah sedikit terobati tatkala Komunitas Seni Karinding Ciomas Panjalu, berhasil melestarikan alat tiup tradisional ini, dengan bentuk pementasan di Padepokan Seni Rengganis, Ciamis.
“Sebenarnya tujuan kami melestarikan dan memainkan Karinding bukan untuk pentas tapi untuk menjaga sawah dan ladang dari hama tikus. Karena tatkala Karinding kami mainkan, suaranya membuat tikus jadi enggan datang ke ladang. Namun sayang, sekarang jarang yang memanfaatkannya,” ungkap Mumu Majmudin, Pimpinan Komunitas Seni Karinding, beberapa waktu lalu.
Mumu mengatakan, suara yang dihasilkan oleh karinding mempunyai jenis suara dan frekwensi tertentu, dan membuat tikus menjadi takut.
“Baik pada saat persemaian, saat tumbuh maupun panen padi, para leluhur kerap memainkan Karinding, sebagai teman penghibur di ladang dan juga pengusir tikus, maka tak mengherankan, petaninya berbahagia, padinya pun tumbuh subur,” katanya.
Dia menjelaskan, komunitas adat Ciomas yang dibentuk tahun 2009, bertekad mensosialisasikan karinding sebagai warisan leluhur yang patut dilestarikan, kerena manfaatnya sangat nyata dalam menjaga ekosistem dan habitat tumbuhan.
“Kami sering mempraktekan Karinding, dan hasialnya memang luar biasa, sawah kami di Desa Ciomas Panjalu terjaga dari hama tanpa menggunakan racun pembasmi,” ungkanya.
Alat ini memiliki frekwensi dan gelombang tertentu, diakui Mumu, alunan karinding yang kerap dimainkannya adalah Pirigan (Grip-red) Tongeret atau Pirigan Jatagahan.
“Ragam bunyian bisa diciptakan dari alat tiup karinding ini. Tapi yang penting kalau bisa dimainkan di sawah, ladang untuk mengusir hama tikus tanpa merusak sistem ekologinya,” pungkasnya. (DK)