Rajadesa, (harapanrakyat.com),- Desa Sirnajaya, Kecamatan Rajadesa, Ciamis, melakukan kerjasama dengan alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam implementasi program kecamatan mandiri energi alternatif minyak jarak rakyat.
Hal itu ditujukan untuk meningkatkan perekonomian petani jarak di Desa Sirnajaya Kec. Rajadesa Kab. Ciamis. Pasalnya, petani sudah membuka penyemaian tanaman jarak di wilayah tersebut.
Kades Sirnajaya, Kodir, di ruang kerjanya mengatakan, jumlah petani tanaman jarak yang berada di desanya berjumlah 17 orang dengan luas areal lahan garapan mencapai sekitar 7 Hektar.
Dia menjelaskan, wilayahnya dijadikan pusat pembibitan, pengendalian, penelitian dan pembuatan minyak jarak. Untuk pembibitan, Kodir mengaku sudah tersebar 34.000 batang.
Sementar ini, Kodir belum berorientasi pada bisnis, meski prospek dalam bidang pengembangan tanaman jarak diakuinya sangat potensial. Dia mencontohkan, untuk luas areal 1 hektar dapat ditanami 2.500 pohon jarak, dan masing-masing pohon menghasilkan 0,5 kilogram jarak.
Ia melanjutkan, jika jarak tersebut dijual dengan harga Rp. 1.500 perkilogram saja, maka keuntungan yang bisa didapat oleh petani dalam setiap bulannya mencapai Rp. 1,8 juta.
Untuk tanaman seperti ini, baru bisa dipanen di usia 8 bulan. Meski begitu, masalah hama yang sering menyerang tanaman tersebut adalah semacam oteng-oteng (kepik) yang pengobatannya bersifat alami, seperti limbah batok.
Sandut, petani jarak asal Dusun Sirnamulya, saat ditanya HR mengatakan, pembibitan tanaman jarak sudah berlangsung dari tahun 2009. Menurutnya, masalah pembiayaannya dibantu pihak dari ITB, baik untuk penyiangan atau pupuk.
Namun demikian, dirinya mengharapkan agar bantuan pembiayaan dari pihak ITB dan lainnya masih bisa dilanjutkan. Pasalnya, hingga kini belum terbentuk kelompok/ koperasi khusus petani jarak. (dji)