Bagi petani dan Nelayan yang terkena Dampak Cuaca Ekstrim
Ciamis, (harapanrakyat.com),- Pengamat Ekonomi Kab. Ciamis meminta pemerintah untuk memberikan perhatian kepada para petani dan nelayan yang didera cuaca buruk selama lebih dari sebulan. Perhatian itu dapat direalisasikan dengan berupa Bantuan Sosial (Bansos).
Hal itu disampaikan Sukomo,SE.,MSI, ketika ditemui HR, beberapa waktu yang lalu di ruang kerjanya. Sukomo menjelaskan, mereka yang layak mendapat Bansos adalah petani yang sawahnya terkena dampak anomali iklim seperti gagal panen, terserang hama. Dan nelayan yang sudah berbulan-bulan tidak melaut, karena terhalang ombak tinggi atau badai.
Menurut Sukomo, dampak cuaca buruk yang diaami lebih dari satu minggu akan menyebabkan kurangnya pendapatan di tingkat keluarga petani atau nelayan saja. Namun, ketika ikli, tersebut menyerang dialami lebih dari satu bulan, dampaknya berpengaruh terhadap modal dan daya beli mereka.
âWalaupun harga ikan laut tinggi dan harga beras naik, hal itu hanya berdampak sesaat. Sedangkan pemenuhan kebutuhan ikan dan beras tidak boleh terhenti. Makanya, mereka harus diberi bantuan secara materi seperti uang stimulus penambahan modal,â tambahnya.
Namun begitu, mengenai besaran dan teknis penyaluran dana bansos, pemerintah terlebih dahulu melakukan analisa dan identifikasi jumlah nelayan dan petani yang terkena dampak cuaca buruk tersebut.
Senada dengan itu, Iwan M Ridwan, SIP, MSi, Wakil Ketua Badan Anggaran DPRD Kab. Ciamis dari F-PDI-P, ketika ditemui HR, beberapa waktu lalu mengatakan, banyak nelayan di pesisir pantai Pangandaran yang mengalami paceklik akibat iklim cuaca.
Hal itu terjadi lantaran para nelayan tidak melaut sejak cuaca buruk menghantui laut pangandaran. Akibatnya, pendapatan bahkan modal mereka terkuras habis untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka selama tidak melaut.
Iwan mengakui, bahwa pemerintahan pusat pada tahun 2010 sudah memberikan bantuan 6 ton beras untuk nelayan di sepanjang pesisir pantai pangandaran. Diantaranya, di kec. Pangandaran, Sidamulih, Parigi, Cijulang, Cimerak dan Cigugur.
Meski begitu, Iwan menambahkan, bantuan yang bersifat jangka panjang jangan lantas dilupakan juga oleh pemerintah, seperti bantuan kapal tangkap ikan berkapasitas 30 Gross Ton (GT).
Dia menilai, keengganan nelayan untuk melaut ketika ombak tinggi, terjadi karena kapal milik mereka tergolong kapal kecil dan sederhana. Tapi, beda hal ketika para nelayan memiliki kapal dengan kapasitas 50 GT, tentunya mereka tetap akan melaut meski gelombang tinggi.
Sementara itu, Kabid Penangulangan Rehabilitasi Sosial Disnakertransos Kab Ciamis, Tati Tresnawati, ketika ditemui HR, belum lama ini mengatakan, pihaknya tidak memiliki anggaran untuk membantu petani dan nelayan yang ada di kab. Ciamis.
âTerus terang kami tidak memiliki dana bansos untuk menanggulangi dampak cuaca buruk bagi nelayan dan petani. Menegani bantuan 6 ton beras untuk nelayan, itupun kami peroleh dari Kementrian Sosial pusat dan dari propinsi,â ungkapnya.
Dia menjelaskan, pihaknya selama ini memfungsikan diri sebagai penyalur bantuan, bukan pemberi bantuan. Alasannya, dikarenakan ketiadaan anggaran untuk bansos di tahun 2010 dan tahun 2011.
âBiasanya Pemprov atau pemerintah pusat proaktif memberikan bantuan, meskipun belum ada ajuan. Tahu-tahu bantuan sudah ada di Kantor kami, mereka biasanya mendapat berita dari BMG atau media televisi,â imbuhnya.
Menurut Tati, pihaknya kerap kebingungan tatkala bantuan datang dari pusat maupun propinsi yang memang berupa barang seperti sembako, yang tidak disertai ongkos angkut dan ongkos pendistribusiannya. (DK)