Rabu, Februari 12, 2025
BerandaBerita BanjarMenyambung Hidup Dari Memecah Bongkahan Batu

Menyambung Hidup Dari Memecah Bongkahan Batu

Penambang batu tradisional masih tetap bertahan meski hasil yang didapat tidak sebanding dengan resiko, waktu, dan tenaga yang dikeluarkan.

Peluh yang membasahi sekujur tubuhnya tidak menghalangi Lili (40), warga Desa Batulawang, Kec. Pataruman, untuk terus melanjutkan aktifitasnya sebagai penambang batu tradisional.

Badannya terlihat merayap saat Lili memanjat bongkahan batu yang menjulang tinggi dan curam, hal itu dilakukan untuk memilah bagian batu yang akan dipecah.

Dirinya tidak menghiraukan resiko yang dihadapinya, padahal jika cengkraman tangannya tidak kuat, atau pijakan kakinya terpeleset, bukan mustahil nyawa sebagai taruhannya.

Lili mengaku, dirinya telah menggeluti usaha penambangan batu sejak sepuluh tahun silam. Hingga kini, pekerjaan tersebut masih setia digelutinya walaupun pendapatan dari hasil penjualan batu tidak sebanding dengan resiko, waktu dan tenaga yang dia dikeluarkan.

Dengan bermodalkan uang sebesar Rp 2 juta, saat itu Lili nekad membeli gunung batu yang ada di daerahnya, karena dia yakin kalau gunung tersebut mampu menghasilkan batu sebanyak 300 kubik.

“Tapi nyatanya, kalau dihitung keuntungan jujur saja tidak banyak, apalagi dibandingkan dengan tenaga yang dikeluarkan, tentu tidak seimbang. Namun apa daya, kemampuan saya hanya ini, cukup untuk menyambung hidup keluarga sehari-hari,” ungkapnya, Selasa (22/2).

Diakui Lili, penghasilan yang didapat dalam satu hari tidak menentu. Maklum saja, penambangan batu dilakukannya masih secara manual, yaitu hanya dengan menggunakan alat berupa linggis dan martil.

“Penghasilan yang saya dapat tentunya sesuai dengan kemampuan saya memecah batu. Bahkan kadang kala dalam satu hari saya tidak mendapatkan uang, karena tidak ada pembeli,” tuturnya.

Berbeda bila dia menerima order pesanan banyak, Lili mampu mempekerjakan dua orang tetangganya untuk membantu membelah batu. Upah yang diberikannya pun cukup besar, yaitu Rp 40 ribu per hari.

Biasanya, satu orang pekerja mampu menghasilkan batu sebanyak 1,5 kubik per hari, tergantung kondisi tebing batu yang akan dipecah. Jika cuacanya kurang mendukung, hujan misalnya, tentu hal itu akan lebih menyulitkan para penambang.

“Pekerjaan seperti ini terhitung gampang-gampang susah lantaran memiliki resiko yang cukup tinggi. Kalau lagi mujur, saya dan dua pekerja bisa menghasilkan lima kubik batu sertiap hari,” tuturnya.

Lili mengaku, batu hasil tambangnya dijual seharga Rp 50 ribu per kubik. Namun, ada kalanya bila pembeli yang datang masih kerabat atau langganan, harga pun bisa turun.

Keutamaan Doa Panjang Umur, Raih Kehidupan yang Berkah

Keutamaan Doa Panjang Umur, Raih Kehidupan yang Berkah

Memiliki umur yang panjang dan bermanfaat tentu menjadi dambaan setiap manusia. Rasulullah pun mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa memanjatkan doa panjang umur. Baca Juga: Doa...
Sinopsis Samawa Dosamu Cintaku Selamanya, Tentang Isu KDRT

Sinopsis Samawa Dosamu Cintaku Selamanya, Tentang Isu KDRT

Banyaknya film terbaru yang akan tayang di bioskop tentu memberikan beragam pilihan bagi para penonton. Salah satunya adalah film berjudul Samawa Dosamu Cintaku Selamanya,...
Oppo Find X9 Ultra, Bocoran Spesifikasi dan Perkiraan Peluncuran

Oppo Find X9 Ultra, Bocoran Spesifikasi dan Perkiraan Peluncuran

Oppo tampaknya sedang mempersiapkan smartphone flagship terbaru dari seri Find, yaitu Oppo Find X9 Ultra. Perangkat ini kemungkinan besar akan hadir pada tahun 2026...
Ular sanca kembang Banjar

Ular Sanca Kembang 3 Meter Pemangsa Ayam Bikin Geger Warga Kota Banjar

harapanrakyat.com,‐ Ular sanca kembang sepanjang 3 meter bikin geger warga Lingkungan Jadimulya, Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat. Ular yang sempat memangsa...
Cat Rumah Warna Soft, Pilihan Tepat untuk Interior Rumah

Cat Rumah Warna Soft, Pilihan Tepat untuk Interior Rumah

Dalam dunia desain interior, pilihan warna sangat berdampak pada suasana dan estetika suatu ruang. Cat rumah warna soft, dengan nuansa lembut dan kalem, menjadi...
Meninggal Dunia Akibat DBD

Satu Anak di Kota Banjar Meninggal Dunia Akibat DBD, Dinkes: Belum Dapat Laporan Resmi

harapanrakyat.com,- Seorang anak di Kota Banjar, Jawa Barat, meninggal dunia akibat DBD. Virus Demam Berdarah Dengue (DBD) itu menyerang Rifkah Khoirunnajah (10), warga Lingkungan...