Meski Sudah Berprestasi Mengharumkan Nama Kabupaten Ciamis
Banjarsari, (harapanrakyat.com),- Kelompok tani ikan Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Minasari Desa Sindangsari Kec. Banjarsari mengaku kecewa terhadap pelakukan yang diberikan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Ciamis. Pasalnya, setelah kelompok tani tersebut berhasil meraih prestasi sebagai juara 2 pembenihan ikan se Jawa Barat, belum pernah ada perhatian dari dinas tersebut.
Ketua Kelompok Tani Ikan Minasari Yatin, mengatakan, sangat disayangkan tidak adanya perhatian dari DKP setelah kelompoknya meraih prestasi mengharumkan nama Kabupaten Ciamis.
âTerus terang, kita berhasil memperoleh prestasi membanggakan, tanpa adanya pembinaan ataupun sentuhan dari DKP. Kita berjalan sendiri tanpa bantuan pemerintah, â tegasnya dengan nada kesal, kepada HR, pekan lalu.
Mestinya, lanjut Yatin, setelah kelompoknya berhasil mengukir prestasi di tingkat provinsi, sejatinya DKP merangkul dengan melakukan pembinaan dan memberikan bantuan. â Jangankan memberikan bantuan permodalan, diberi pembinaan pun tidak. Padahal kita sudah mengharumkan nama Kabupaten Ciamis, â tandasnya.
Yatin juga mengatakan ketika kelompoknya kekurangan benih ikan, pernah mengajukan proposal bantuan benih ke DKP. Namun, hingga saat ini proposal tersebut belum ada realisasinya.
âDengan begitu, kini jadi muncul pertanyaan, apakah mereka lupa atau belum ada anggaran? atau bantuan untuk kelompok kami dialihkan ke kelompok lain? Jelas hal ini patut dipertanyakan, karena proposal itu diajukan ketika jelang perlombaan pembenihan ikan di tingkat Jawa Barat. Saat itu kami akan diberi bantuan benih sebagai support dari DKP karena kami akan mewakili Kabupaten Ciamis di perlombaan tersebut,â terangnya.
Kabid Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Ciamis, Engkon Turkona, membantah pihaknya telah mengalihkan bantuan bibit pada tahun 2010. Bantahan tersebut menyusul adanya pertanyaan dari kelompok Minasari Kecamatan Banjarsari yang tidak mendapatkan bantuan bibit dan pakan ikan nila dari tahun 2010.
âWah amit-amit kalau bantuan tersebut dialihkan. Bukan dialihkan tapi karena kelompok Minasari Banjarsari mengajukan proposal bantuaannya ketika program sudah berjalan. Jelas tidak kami masukan. Jadi bukan kami yang mengalihkan, tapi mereka yang tidak mengajukan proposal dari awal,â katanya, kepada HR, di kantornya, Selasa (1/2).
Engkon menambahkan bahwa kelompok yang ingin mendapatkan bantuan harus mengikuti persyaratan administratif yang ditetapkan pihaknya, dengan mengajukan proposal permohonan bantuan sedari awal.
âAturan mainnya kan harus mengajukan proposal sejak awal, jangan ketika program sedang berjalan baru diajukan. Mereka terlambat, kami menurunkan bantuan itu Desember tahun 2010. Sedangkan mereka mengajukan bulan Desember juga, kenapa tidak dari awal tahun,â tandasnya.
Engkon mengatakan selain persyaratan administratif, juga kelompok yang akan diberi bantuan pun harus teridentifikasi dalam survey awal pihaknya dan Tim Pusat bentukan Kementrian Kelautan dan Perikanan RI.
âSelain Proposal jangan telat, kelompok tersebut harus teridentifikasi sebagai calon penerima bantuan dan itu yang menentukan bukan hanya kami melainkan dari Tim Kementrian dan Kelautan RI, hasilnya yang diberi bantuan ada 15 Kelompok se-Kabupaten Ciamis,â ujarnya.
Engkon menjelaskan, meskipun Kelompok Minasari Banjarsari mendapat anugrah juara II Lomba UPR (Unit Pembenihan Rakyat) Tingkat Jawa Barat Tahun 2009 tidak serta merta kelompok tersebut mendapatkan bantuan.
âSemua harus mengacu pada mekanisme yang ada,â pungkasnya. (Koes/DK)