Banjar, (harapanrakyat.com),- Pengelolaan dan penataan pengairan/irigasi yang dianggap kurang maksimal, dan mengakibatkan sawah di Blok Nyumbang Dusun Sindangasih, Desa Kujangsari, Kec. Langensari, mengalami tiga kali gagal panen, mendapat respon dari pihak Dinas Pekerjaan Umum (PU) kota Banjar.
Kabid Peningkatan Sumber Daya Alam (PSDA) Dinas PU kota Banjar, Endang Pandi, ketika ditemui HR di ruang kerjanya Selasa (8/2), membenarkan kondisi yang dialami para petani di blok Nyumbang itu lantaran irigasi yang tidak normal.
Dia menegaskan, pihaknya akan mengagendakan perbaikan dan normalisasi saluran air, dengan melakukan pengerukan di wilayah tersebut. Dari informasi yang dia terima, blok Nyumbang setiap musim tanam tergenangi air, hal itu disebabkan sedimentasi sungai Sukamelang.
Informasi yang sama juga menyebutkan, bahwa pengendapan lumpur yang terjadi di wilayah itu berlangsung hampir 4 tahun. Endang menilai, pengendapan lumpur menyebabkan areal pesawahan milik petani digenangi banjir.
Untuk tahap awal, pihaknya akan mewujudkan permintaan petani yang menginginkan penggantian klep buka tutup saluran cacing yang berada di blok tersebut. Dinas PU juga berjanji akan melakukan koordinasi dengan pihak Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy (BBWSC).
Alasannya, kordinasi tersebut dilakukan mengingat, Sungai Sukamelang berada dalam kewenangan pihak BBWSC. Tentunya, pihak Dinas PU juga tidak ingin ada tumpang tindih pekerjaan.
Kadistan Minta Warga Jaga Saluran dari Pengendapan
Ditempat terpisah, Kadis Pertanian Kota Banjar, Ir. Rachmawati, mengatakan, meminta masyarakat sebagai pengguna sarana prasarana, turut membantu menjaga saluran air dari pengendapan lumpur.
Rachmawati menghimbau, agar petani bersama warga lainnya di wilayah Desa Kujangsari, dapat melakukan normalisasi saluran setiap kali menghadapi musim tanam.
Dengan upaya itu, Rachmawati berharap, pengendapan lumpur atau sedimentasi di saluran air, yang berakibat terjadinya banjir di areal sawah dapat terhindar.
“Masyarakat juga yang secara langsung merasakan manfaat dari pemeliharaan tersebut. Jadi jangan sampai menunggu saluran dipenuhi lumpur. Toh akhirnya banjir menimpa petan,” ungkapnya.
Sebelumnya, para petani di blok Nyumbang, Desa Kujangsari, mengeluhkan lahan garapan mereka sering terendam banjir. Akibatnya, para petani merugi dan tidak dapat panen.
Oyo, seorang penggarap sawah, mengatakan, saluran irigasi sudah mengalami pendangkalan. Dia juga meminta, areal sawah yang mempunyai saluran irigasi harus memiliki saluran pemberi terpisah, dari saluran pembuang.
Hal itu dimaksudkan, agar penyediaan dan pembagian air ke areal pesawahan, dapat sepenuhnya diatur dan diukur dengan mudah.
Kasdi, petani lainnya, mengharapkan, adanya upaya dan solusi yang nyata dari Pemerintah Kota Banjar, guna menanggulangi kegagalan panen.
Dan Kepala Balai Penyuluh Pertanian, Kec. Langensari, Ade Darlia, membenarkan hal tersebut. Menurutnya, lahan seluas kurang lebih 3 hektar di Desa Kujangsari mengalami gagal panen.
Ade mengaku sudah melakukan upaya dan solusi, dengan mengajukan normalisasi kepada Dinas Pertanian Kota Banjar. Sayangnya, ajuan dan laporan pihaknya mengenai apa yang dialami para petani di Desa Kujangsari belum mendapatkan respon dari pihak Pemkot Banjar. (dn)