Banjar, (harapanrakyat.com),- Setelah ajuan pembuatan sumur bor kepada pihak Pemerintah Kota Banjar ditolak, akhirnya warga Dusun Priagung, Desa Binangun, Kecamatan Pataruman, berhasil mendapatkan bantuan sumur bor dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Hal tersebut dikatakan Sobar, pengurus lingkungan setempat. Menurutnya, beberapa kali warga telah mengajukan kebutuhan sumur bor guna penyediaan air bersih kepada pemerintah kota, namun tidak pernah berhasil.
“Sudah berapa kali kami mengajukan, bahkan ketika Walikota mengadakan kunjungan kerja, keinginan itu kami utarakan lagi. Tapi, jawaban yang diberikan katanya di wilayah kami sulit untuk dibangun sumur bor, dan sebagai solusinya pemerintah memberikan bantuan air bersih melalui mobil tangki air,” jelasnya, Selasa (7/12).
Lanjut Sobar, masyarakat merasa keberatan karena dengan air yang disuplai melalui mobil tangki, karena terhitung cukup mahal. Jika dikalkulasikan, satu jerigen berisi 50 liter harus dibeli seharga Rp. 3000.
Kondisi seperti itu, membuat masyarakat terus berfikir, lantaran bila musim kemarau berlangsung selama dua bulan saja, maka di wilayahnya air sangat sulit didapat.
Akhirnya, warga memberanikan diri mengajukan proposal ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, untuk meminta bantuan pembangunan sumur bor.
Setelah beberapa bulan proposal diajukan, lanjutnya, pihak Kemeterian Energi dan Sumber Daya Mineral memberikan jawaban, bahwa masyarakat harus menyediakan tanah seluas 60 m3 yang dihibahkan.
“Awalnya kami merasa ini hanya jawaban biasa saja, sebab pihak pemerintah biasanya beranggapan dari pada tidak dijawab, maka jawab saja seadanya. Atau memberikan persyarakatan yang sulit dipenuhi warga,” tuturnya.
Sobar mengaku, dirinya dan seluruh warga tidak pernah bermimpi jika proposal yang diajukan akan diterima dan berhasil. Dan, berdasarkan penelitian tim Geologi Provinsi Jawa Barat yang ditugaskan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, bahwa sumur bor bisa dibangun di wilayahnya.
Kedalaman sumur bor yang dibangun saat ini mencapai 138 meter, dan berkapasitas menyalurkan air sebanyak 1,5 liter per detik. Diperkirakan nantinya, dapat mengairi sekitar 200 Kepala Keluarga (KK).
“Yang kami butuhkan saat ini adalah untuk pipanisasi, sementara dana yang ada hanya mampu menjangkau 200 KK, sedangkan daerah rawan air bersih jika kemarau di wilayah kami cukup luas,” pungkasnya. (pjr)