Ciamis, (harapanrakyat.com),- Ketupat ternyata bukan lagi dikenal sebagai makanan pengganti nasi yang kerap disuguhkan di hari-hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri atau Idul Adha. Makanan yang dibalut oleh anyaman daun kelapa ini, banyak disebut sebagai karya kriya anyaman yang sudah berabad-abad keberadaannya.
Saat ini, ketupat juga tersaji dalam sebuah bentuk tarian yang mulai dikembangkan oleh SMAN 1 Panawangan, setahun terkhir ini. Malahan, SMAN 1 panawangan sempat didaulat mewakili Kab. Ciamis untuk tampil pada ajang Kemilau Nusantara 2010.
Hal itu disampaikan Drs. Sobandi, Kepala SMAN 1 Panawangan, ketika ditemui HR beberapa waktu yang lalu. Menurut dia, acara Kemilau Nusantara adalah ajang seni tari se-Jawa Barat, dimana di dalamnya diselenggarakan perlombaan kesenian tari antar daerah di Propinsi Jabar.
Sobandi menjelaskan, tarian ketupat Panawangan atau lebih dikenal dengan ketupat kahuripan merupakan sebuah tarian yang didasari oleh adat dan kebiasaan budaya yang menggambarkan kehidupan di daerah Panawangan.
Lebih jauh, Sobandi menceritakan, ketupat Panawangan sangat identik dengan semangat kehidupan masyarakat, yakni mengilustrasikan kegiatan mulai dari menanam benih di sawah hingga syukuran Panen.
Pada ajang tersebut, Sobandi juga mengaku bangga kepada 20 siswa-siswinya yang sduah terlibat secara langsung dalam mengharumkan nama daerah serta sekolah binaannya.
Dia berharap, pada masa yang akan datang, pihaknya mampu mengembangkan tarian ketupat kahuripan, dan mengenalkannya kepada seantero jagatraya. (DK)