Banjar, (harapanrakyat.com),- Kota Banjar gagal mempertahankan prestasi penghargaan Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN), atau sebagai kawasan yang berhasil meningkatkan produksi beras di atas rata-rata nasional, yaitu 5 persen di tahun 2010.
Masalahnya, tahun 2009 lalu Kota Banjar sudah mampu meningkatkan produksi beras mencapai 5 persen dari tahun sebelumnya. Sehingga berhasil memperoleh penghargaan P2BN.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas Pertanian Kota Banjar, M. Yuswarman, SP., mengatakan, sebenarnya Kota Banjar bukannya tidak ada peningkatan dalam produksi beras pertahunnya.
Namun, sesuai dengan ketentuan bahwa yang berhak menerima penghargaan P2BN adalah daerah yang berhasil meningkatkan produksi beras minimal 5 persen pertahun.
“Dengan tidak diraihnya penghargaan tersebut, bukan berarti Kota Banjar tidak ada peningkatan produksi, melainkan sebagai syarat untuk memperoleh penghargaan P2BN adalah minimal 5 persen pertahun. Sedangkan Kota Banjar hanya kurang sedikit lagi, menuju 5 persen, sehingga gagal mempertahankan P2BN,” jelasnya, Selasa (21/12).
Yuswarman mengaku, kendala terbesar Kota Banjar tidak berhasil meningkatkan produksi beras, karena faktor cuaca ekstrem yang sangat berpengaruh terhadap produksi beras.
Dan, penghargaan P2BN tahun 2010 ini merupakan hasil penilaian dari bulan Juni 2009 sampai dengan April 2010. Sedangkan, turunnya produksi beras di Kota Banjar terjadi ketika adanya cuaca ekstrim pada pertengahan 2009.
“Itu terjadi di daerah andalan Kota Banjar, yaitu wilayah Langensari dan Pataruman,” katanya.
Menurut dia, ada suatu perbedaan Kota Banjar dengan daerah Ciamis atau Sukabumi, yang tahun ini berhasil memperoleh penghargaan P2BN. Perbedaan tersebut diantaranya, Kota Banjar hanya memiliki lahan pertanian seluas 3.316 Ha, sedangkan Ciamis dan Sukabumi memiliki lahan lebih luas.
Sehingga, bagi Ciamis atau Sukabumi ada yang namanya subsidi untuk menyangga atau menutupi daerah yang produksi berasnya menurun.
“Misalnya di Ciamis, daerah atau lahan pertanian A produksi berasnya menurun, namun bisa disubsidi oleh daerah B atau C. Sedangkan di Kota Banjar yang luasnya hanya segitu-gitunya sulit untuk dilakukan subsidi,” ujarnya.
Namun, dirinya optimis di tahun 2011 dapat kembali memperoleh penghargaan tersebut. Alasannya, Dinas Pertanian Kota Banjar sudah menerapkan program SLPTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu) untuk para petani. Sehingga nantinya hasil pertanian bisa lebih optimal dari tahun sebelumnya.
Untuk melaksanakan program SLPTT harus menggunakan benih unggul yang bersertifikat, serta pemupukkan dan pengairan yang seimbang.
“Saat ini di Kota Banjar sudah ada Balai Benih Padi yang mampu menghasilkan benih padi yang berkualitas. Sedangkan pupuk dan pengairan saya kira tidak ada kendala. Jadi kita optimis tahun 2011 nanti produksi beras meningkat lebih dari lima persen,” pungkasnya. (adi)