Banjar, (harapanrakyat.com),- Jalan Rawa Onom sepanjang kurang lebih 800 meter, yang berada di wilayah Kelurahan/Kecamatan Purwaharja kondisinya rusak parah. Hampir seluruh bagian badan jalan berlubang, dan digenangi air jika musim hujan.
Sedangkan, bila musim kemarau jalanan menjadi berdebu, lantaran bagian aspal yang terkelupas bercampur dengan tanah. Hal itu membuat para pengguna jalan harus lebih berhati-hati ketika melewatinya.
Menurut Mardi, salah seorang warga yang ditemui HR, Minggu (28/11) mengatakan, Jalan Rawa Onom merupakan salah satu akses penghubung antara Kelurahan Purwaharja, dengan Desa Raharja, Kota Banjar dan Desa Bangunharja, Kabupaten Ciamis.
Sehingga, setiap harinya banyak dilalui warga yang akan melakukan aktifitasnya sehari-hari, baik menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.
Namun, kata Mardi, kemungkinan besar terjadinya kerusakan akibat banyaknya dilalui kendaraan roda empat yang bermuatan berat, seperti truk pengangkut kayu, pasir atau hasil pertanian.
“Meski sudah diperbaiki, namun tetap saja rusak, tidak bisa bertahan lama karena setiap harinya dilalui kendaraan bermuatan berat. Apalagi kalau musim panen, biasanya para petani mengangkut hasil panennya menggunakan mobil,” ujar Mardi.
Dikatakan Mardi, sebetulnya Jalan Rawa Onom baru mendapat perbaikkan dari pihak kelurahan beberapa bulan ke belakang. Selain itu, bila terjadi kerusakkan, warga sekitar juga sering berusaha menutupi lobang jalan dengan batu atau jerami padi.
“Tapi yang dilakukan warga hanya untuk sementara saja. Diperbaiki dengan cara diaspal saja cepat rusak, apalagi cuma pakai batu atau jerami. Jadi mungkin solusinya agar tidak cepat rusak, harus dibatasi tonase kendaraan yang akan lewat sini,” katanya.
Hal serupa juga diungkapkan Yayan, salah seorang warga Bangunharja yang hampir setiap hari menggunakan fasilitas jalan tersebut.
“Kalau dari daerah saya, jalan ini memang merupakan jalan paling cepat menuju Banjar. Sehingga, jika saya ada keperluan belanja ke Pasar Banjar, ya mau enggak mau lewat sini,” kata Yayan yang mengaku memiliki usaha warungan di rumahnya.
Atas permasalahan ini, Mardi dan Yayan berharap agar pemerintah segera mencari solusi terbaik, supaya jalan yang menjadi penghubung ke tiga wilayah itu tidak mudah mengalami kerusakan. (Eva)