Banjar, (harapanrakyat.com),- Sejak tahun 2002, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Mekarharja ditunjuk menjadi salah satu sekolah Inklusif, dari tiga SDN Inklusif yang ada di Kota Banjar, yaitu SDN 1 Banjar dan SDN 3 Bojongkantong.
Sekolah Dasar Inklusif adalah, sekolah yang menampung anak berkelakuan khusus (ABK), seperti tuna rungu, tuna wicara, tuna grahita, keterbelakangan mental (ediot), dan anak hyper aktif.
Untuk itu, setiap tahunnya tenaga pendidik di SDN Inklusif secara bergilir selalu mengikuti penataran di tingkat provinsi selama tiga kali. Lantaran, semua guru harus mampu memberikan atau menyampaikan pelajaran kepada anak yang termasuk ABK.
Kepala SDN 3 Mekarharja, H Jalaludin SAg, mengatakan, selama ini SD Inklusif bekerjasama dengan Sekolah Luar Biasa (SLB) Pasundan Banjar. Jadi, setiap minggunya tenaga pendidik dari sekolah tersebut mendampingi guru SD Inklusif, ketika melaksanakan proses belajar mengajar.
“Jumlah keseluruhan anak berkelakuan khusus di sekolah kami ada 24 anak, mereka tersebar di setiap kelas dari satu sampai enam, karena mereka dicampur dengan anak-anak lainnya. Mereka bisa bergaul dengan anak-anak lainnya, tidak merasa minder, sebab sekolah mengajarkan pada mereka supaya jangan minder. Meski dicampur, para guru sudah memahami tentang inklusif pendidikan khusus,” jelasnya, Senin (22/11).
Dari jumlah sebanyak itu, mereka rata-rata mengalami telat merespon, misalnya telat dalam membaca dan menulis. Sehingga, lanjut dia, bagi ABK mendapat tambahan khusus selama 10 menit untuk setiap pelajaran.
Jalaludin menjelaskan, SD Inklusif merupakan program pemerintah, jadi pihaknya harus menerima semua anak dalam kondisi apa pun.
Jalaludin mengaku, setiap tahun ajaran baru ada saja murid yang termasuk ABK. Mereka tidak saja datang dari wilayah Desa Mekarharja, namun ada pula dari wilayah Randegan 1, 2 dan Randegan 3, serta dari wilayah Desa Raharja.
Adanya SDN Inklusif di wilayah Desa Mekarharja dan sekitarnya, maka bagi warga yang mempunyai anak dengan kondisi seperti itu, mereka tidak perlu memasukkan anaknya ke SLB.
“Kalau anak-anak seperti itu memang dalam hal keilmuan mereka kurang, tapi mampu menonjol dalam keahlian. Sebetulnya ruang kelasnya harus dipisah khusus untuk ABK, namun karena tidak ada lagi tempat, mereka pun disatukan dengan anak-anak lainnya,” ucapnya.
Jalaludin menambahkan, jumlah keseluruhan peserta didik di SDN 3 Mekarharja mencapai 231 anak. Jumlah rombongan belajarnya (Rombel) sebanyak 8 rombel, sedangkan jumlah ruang kelas ada 6.
Agar proses belajar mengajar berjalan lancar, maka murid kelas 1, 2, 5 dan 6 masuk pagi, sementara murid kelas 3-4 masuk siang.
“Kemudian, jumlah tenaga pendidiknya ada 10 orang, termasuk kepala sekolah, ditambah 6 orang guru magang, berarti jumlah keseluruhan ada 16 orang,” katanya.
Sedangkan mengenai program, terangnya, karena SDN 3 Mekarharja sudah dua kali mewakili Kota Banjar dalam ajang kejuaraan tenis meja tingkat provinsi, yaitu tahun 2008-2009, maka pihak sekolah mengembangkan olah raga tenis meja sejak murid menginjak kelas 3. (Eva)