Rabu, April 16, 2025
BerandaBerita CiamisPetani Minta Pembuatan Tata Niaga Kakao

Petani Minta Pembuatan Tata Niaga Kakao

Ciamis, (HR),- Dalam kurun waktu yang singkat, harga kakao fermentasi di pasaran sudah melambung tinggi menjadi Rp. 28.500,00 perkilonya. Padahal pada satu minggu sebelumnya harga kakao tersebut hanya mencapai Rp.24.500,00.

Kenaikan harga tersebut diakibatkan permintaan kakao fermentasi yang tinggi dipasaran. Selain itu, harga itu diikuti dengan kenaikan harga kakao asalan (yang tidak diolah terlebih dahulu), yang dijual dikisaran harga Rp. 27.500,00.

Terlihat dari data BPS kab. Ciamis, peningkatan ekspor sektor nonmigas terbesar pada November 2009 terjadi pada kakao. Nilai ekspor kakao meningkat sebesar US$ 21 juta dari US$ 135,4 juta pada Oktober 2009 menjadi US$ 156,4 juta pada November 2009.

Jika dilihat pada periode antara Januari-November 2009, nilai ekspor kakao juga mengalami peningkatan menjadi US$ 1,232 miliar dari US$ 1,145 miliar pada periode yang sama tahun 2008.

Ketua Asosiasi Petani Kakao Indonesia DPD Jabar, yang juga petani Kakao dari Kec. Banjarsari, Kab. Ciamis, Ujang Darsono, ketika dihubungi HR via telepon selulernya mengatakan, ketetapan harga kakao tersebut harus diatur oleh pemerintah daerah.

“Alasannya, kami tidak mempunyai pedoman ketetapan harga yang harus menjadi patokan dikemudian hari. Bisa jadi, hari ini sekian, besok bisa lain lagi. Selain itu dengan adanya ketetapan itu juga bisa menyesuaikan dengan permintaan dari pembeli,”€ katanya.

Dia menyayangkan seandainya produksi kakao di kab. Ciamis tidak dikelola dengan baik. Bisa dibayangkan dalam sebulan saja, produksi Kakao di wilayah Ciamis bisa mencapai 12 Ton. Dan kebutuhan pasar saat ini mencapai ratusan ton.

Ujang menceritakan, pada sebelumnya, para petani seringkali menjual kakaonya ke sejumlah kelompok tani yang kemudian dilanjutkan kepada ke Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) dan terakhir dijual ke koperasi.

Setelah itu, koperasi menjual langsung kepada pembeli/ konsumen. Namun, saat ini penjualan seperti itu sudah tidak mampu dipertahankan lagi. Alasannya kakao sudah menjadi komoditi unggulan yang banyak dibutuhkan pasar.

Maka secara tidak langsung para pembeli pun beramai-ramai mencari pasokan kakao ke petani di daerah, bahkan kakao yang belum dipanen sekalipun sudah dihargai oleh mereka.
Walaupun mempunyai perbedaan harga jual yang relatif kecil para petani tentunya berharap banyak menjual kakao fermentasi karena kakao jenis ini yang banyak dibutuhkan pasar.

“Bayangkan saja jika dilihat dari daya serap pasar, perbedaan kakao fermentasi dengan kakao asalan, mempunyai perbandingan 70:30,” katanya.

Ketua Gapoktan Banyu Metu Sejahtera, Warino, asal Padaherang, yang sekaligus Ketua Assosiasi Petani Agribisnis Komoditi Kakao (APKOKA), Kab Ciamis, membenarkan perbedaan harga kakao fermentasi dengan kakao asalan.

Menurutnya, perbedaan tersebut hanya berkisar seribu lima ratus rupiah. Namun, dengan menjual kakao permentasi dalam jumlah banyak bisa menutupi ongkos produksi, dan biaya fermentasi.

Dia berharap Disperindag Kab. Ciamis segera membuat Tata Niaga Kakao guna mengatur bagaimana tata cara penjualan kakao dan penetapan harga kakao. Termasuk di dalamnya mengatur perbedaan harga kakao fermentasi dan kako asalan.

“Justru langkah tersebut akan menguntungkan semua pihak, baik pembeli maupun penjualnya, tinggal Disperindag memfasilitasi dan memediasi petani dan pembelinya melalui Tata Niaga,”€ ungkapnya.

Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Ciamis, Ir.Hj. Nurhastuty, ketika dimintai tanggapannya soal tuntutan para petani kakao, di Kab Ciamis, mengatakan dirinya mendukung adanya Tata Niaga Kakao.

Sementara itu, Kadisperindag Kab. Ciamis, Drs. Durahman, ketika dimintai tanggapannya mengenai permintaan para Petani Kako tersebut, tidak memberikan tanggapan apapun.
Kepala Bidang Perdagangan, Hafid W, pihaknya sudah berupaya memenuhi permintaan para petani Kakao. Salah satu bentuknya yakni memfasilitasi para pembeli kakao dalam Lelang Hasil Tanaman Perkebunan ditingkat Propinsi. (dicky)

Pengamat Sepak Bola

Pengamat Sepak Bola Sarankan Tambah Pemain Diaspora: Supaya Siap di Piala Dunia

Mohamad Kosnaeni, salah satu pengamat sepak bola Indonesia, menyoroti kalahnya Indonesia melawan Korea Utara di ajang Piala Asia. Menurut Kosnaeni, Timnas U-17 membutuhkan pemain...
Timnas U-17

Pasca Kalah dari Korea Utara, Nova Arianto Bongkar Masalah Timnas U-17, Harus Evaluasi!

Pelatih Timnas Indonesia U-17, Nova Arianto, mengungkap adanya evaluasi dari kekalahan saat melawan Korea Utara. Seperti kita ketahui, Timnas Indonesia kalah telak dari Timnas...
Layanan Cek Kesehatan Gratis

Warga Kota Banjar Dapat Nikmati 14 Layanan Cek Kesehatan Gratis, Begini Caranya!

harapanrakyat.com,- Dinas Kesehatan Kota Banjar, Jawa Barat, mengajak masyarakat untuk dapat memanfaatkan program layanan cek kesehatan gratis di masing-masing Puskesmas. Warga pun dapat menikmati 14...
Dapur Rumah Warga Lakbok

Diduga Lupa Matikan Tungku, Dapur Rumah Warga Lakbok Ciamis Terbakar

harapanrakyat.com,- Diduga lupa mematikan tungku usai memasak, dapur rumah warga di Dusun Sukamukti, RT 20/06, Desa Puloerang, Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, terbakar...
Perampasan Perhiasan Anak Sekolah

Perampasan Perhiasan Anak Sekolah Modus Ngaku Guru Baru Marak Terjadi di Pangandaran, Waspada!

harapanrakyat.com,- Perampasan perhiasan anak sekolah dengan modus mengaku sebagai guru baru di sekolah terjadi di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Korbannya tersebar di lima Sekolah...
Billy Syahputra dan Vika Kolesnaya Resmi Menikah Ini Fakta-faktanya.

Billy Syahputra dan Vika Kolesnaya Resmi Menikah? Ini Fakta-faktanya

Billy Syahputra dan Vika Kolesnaya kabarnya telah menikah. Benarkan demikian? Presenter sekaligus komedian ternama, Billy Syahputra, tengah menjadi sorotan publik. Pasalnya, adik dari mendiang...