Kawali, (harapanrakyat.com),- Sejumlah masyarakat dan petani di Desa Winduraja Kecamatan Kawali pertanyakan pembuatan turbin di atas sungai Cimuntur, tak kunjung rampung. Padahal rencananya, turbin tersebut akan dimanfaatkan oleh sebagian petani untuk penyediaan air di pesawahan milik mereka.
Menurut mereka, pembuatan turbin tersebut juga memakan biaya yang cukup besar dan terkesan hanya menghamburkan uang saja. “Dana yang disediakan mencapai Rp 400 juta, namun pembangunan tidak jelas malah kini menggunakan petani tidak bisa memanfaatkannya,” ungkap seorang warga yang enggan dikorankan, Senin,(25/10).
Dia menjelaskan, realisasi pembuatan turbin tersebut tidak sesuai dengan perencanaan. Alhasil, saat ini, masyarakat dan petani untuk mengaliri air ke sawah menggunakan diesel.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, pembangunan dibuat menjadi dua tahap, pertama pihak Badan Permusyawaratan Desa (BPD) bersama Lembaga Permusyawaratan Masyarakat (LPM) Desa Winduraja, mengajukan Rp 200 juta untuk pengadaan mesin.
“Saya juga mengetahui pengadaan mesin tersebut, hanya saja, untuk tahap kedua, yakni pembangunan selanjutnya, saya keburu mengundurkan diri dari kepanitiaan,” ungkapnya.
Ia juga mengaku, seharusnya pada tahapan kedua ini, turbin yang sejatinya dibangun, sudah bias berfungsi seperti seharusnya. Akibatnya, mesin penyedot air tidak menyala, karena hantaran listrik dari turbin tersebut terlalu kecil.
Sementara itu, Dadang Kusmayadi, Anggota DPRD Kab. Ciamis yang pernah terlibat dalam perencanaan pembuatan turbin, mengungkapkan, dirinya pernah mempertanyakan hal itu kepada pihak desa.
“Meski sudah pernah ditanyakan kepada pihak desa, terutama kepada LPM yang sepenuhnya membangun tempat tersebut, tidak pernah mau memberikan kepastian. Padahal alat tersebut memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat,” ungkapnya.
Ketika dikonfirmasi HR, Selasa (26/10), Kepala Desa dan ketua LPM desa Winduraja, tidak ada ditempat. (es)