Generasi Muda Setiap tahun, satu juta lebih anak muda lulusan SMA/SMK. Kemana mereka selanjutnya? Kebanyakan masuk ke dunia kerja sebagai buruh kasar bergaji pas-pasan. Ya, hanya itulah posisi yang kini disisakan industri untuk mereka.
Sirine panjang meraung-raung di udara tepat pukul 12.00. Sejurus kemudian ratusan buruh bergerombol keluar dari sebuah pabrik industri kayu. Wajah mereka tampak lelah dan berkeringat. Tepat di halaman pabrik, para buruh beristirahat sampai pukul 13.00 masuk kembali.
Di saat istirahat buruh diberi makan siang, tapi yang bertugas malam diberi uang makan. Begitulah suasana pabrik di Kota Banjar. Waktu istirahat makan siang di kantin pabrik, jadi saat yang menyenangkan. “Selain makan, kami bisa sekedar meregangkan badan,” kata Ujang seorang buruh.
Bekerja di pabrik kayu lapis itu, menurut Ujang, cukup berat. Buruh bekerja mulai pukul 7 siang hingga pukul 12 bisa dibilang tak pernah henti. Selama mesin hidup, mereka terus bergerak. Seusai istirahat satu jam, mereka mulai kembali bekerja dari pukul 13 hingga pukul 16.00. Pulang ke rumah badan cape sekali. Kalau boleh memilih saya tidak mau jadi buruh. Jadi direktur aja deh, kata Ujang berseloroh.
Meski bekerja keras, hasilnya pas-pasan untuk hidup sebulan. Gaji yang diterima Ujang sebagai buruh kontrak Rp. 165.600 per minggu, jadi sebulan Ujang menerima Rp. 662.800. Ternyata UMK (Upah Minimum Kabupaten/Kota) di Kota Banjar Rp. 689.800 perbulan dan di Kabupaten Ciamis UMK Rp. 699.815, jadi penghasilan buruh di pabrik itu lebih rendah dari UMK Banjar. Itulah nasib buruh. Bagaimana sikap pemerintah daerah kepada perusahaan yang menggaji buruhnya tidak sesuai dengan UMK.
Siapakah para buruh itu?. Kebanyakan mereka adalah lulusan SMA/SMK. Apa mau dikata, ijazah sekolah menengah sekarang ini hanya cukup untuk melamar pekerjaan seperti buruh pabrik, office boy atau kurir, atau pembantu rumah tangga. Padahal, dulu orang yang berijazah SMA, bisa jadi juru tulis, misalnya, bahkan ada yang bisa jadi guru.
Angka pengangguran:
Persoalannya, angka pengangguran sekarang begitu tinggi. Pengangguran usia terbuka 15 tahun di kota dan desa dengan pendidikan SMA atau sederajat pada Agustus 2009 jumlahnya nyaris 3,9 juta orang (Data Kementerian Pendidikan Nasional). Mereka harus bersaing untuk mendapatkan sejemput pekerjaan kasar. Persaingan kian ketat karena lulusan SD, SMP, SMP, SMA/SMK bahkan sarjana juga banyak yang nganggur.
Kalau dapat pekerjaan, nasib tidak langsung membaik. Pasalnya, hampir semua buruh pabrik sekarang dipekerjakan dengan sistem kontrak. Biasanya, kata Icah, buruh diikat kontrak kerja selama satu tahun. Setelah itu, kontraknya bisa diperpanjang atau dihentikan.
Jika sudah begitu, Icah pun harus kembali ke barisan para penganggur, kembali jadi orang merdeka, kata Icah sambil mengeluarkan lidahnya wee… Jadi pengangur atau orang merdeka yang memimpikan pekerjaan di negeri ini sulit. Kata Icah lagi, bukankah negeri ini, bukan lautan tapi kolam susu, negeri yang gemah ripah loh jinawi ini. (Adi)