Ciamis, (HR),-Dalam rangka peringatan hari jadi ke 367, pemerintahan kab. Ciamis dianggap masih belum dapat menanggulangi dan mengatasi berbagai masalah yang menimpa masyarakatnya.
Selain itu, agenda dan rangkaian acara peringatan hari jadi pun terkesan hanya untuk hura-hura. Padahal, daripada menggelar acara yang setiap tahun monoton itu, anggaran yang dikeluarkan seharusnya digunakan untuk membantu meringankan kesulitan yang ada di tengah masyarakat.
Hal tersebut dikatakan Asep Gumilar, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Galuh Ciamis, ketika ditemui HR, Rabu (10/6) di sekretariat BEM Unigal. Ia mengatakan, pihaknya menyayangkan hal tersebut.
Asep beralasan, dengan adanya peringatan hari jadi setidaknya pemkab. Ciamis melakukan evaluasi, apakah sejauh ini sudah memberikan sumbangsih (kesejahteraan) yang berarti kepada masyarakatnya?.
Menurutnya, dari pada hanya untuk menggelar rangkaian acara yang tidak memiliki kejelasan tindak lanjut setelah itu, pemkab lebih baik memberikan bantuan kepada masyarakat yang sangat membutuhkan untuk meringankan beban kehidupan mereka sehari-hari.
âJika melihat rentetan agenda hari jadinya, sepertinya tidak ada bedanya dengan tahun-tahun sebelumnya. Hanya, dari pada itu, anggaran besar yang dikeluarkan sebaiknya diarahkan kepada hal-hal yang sifatnya membantu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,â katanya.
Dia pun menjelaskan, pada momentum hari jadi ini, pemkab diharapkan bisa melihat realita yang sebenarnya terjadi di tengah masyarakat. Sebagian besar masyarakat di beberapa pelosok kab. Ciamis masih dilanda buta huruf.
Buktinya, pada penambahan daftar pemilih tetap (DPT) pemilu legislatif kemarin dan DPT Pilpres mendatang. Banyak diantara masyarakat yang tidak berinisiatif mendaftarkan diri menjadi pemilih kepada pihak penyelenggara.
Meskipun ada penambahan, inisiatif tersebut tidak berangkat dari kesadaran masayarakat sendiri. Namun, inisiatif penyelenggara yang tidak ingin mendapatkan komplain dari berbagai elemen.
âArtinya, ketika masyarakat menjadi pemilih, memang bukan atas dasar kesadaran dan keinginan sendiri. Kemungkinan besar masyarakat kita benar-benar belum bisa baca tulis, akibatnya mereka tidak faham dan banyak yang tidak mendaftar,â katanya.
Dia juga menjelaskan, âDapat dibuktikan juga pada antusiasme (kecenderungan) masyarakat untuk membuat KTP (kartu tanda penduduk) yang masih berkurang di beberapa daerah. Diantaranya, sebagian masyarakat tidak membuat KTp karena tidak mengerti manfaat dan kegunaanya,â katanya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unigal, Cecep Cahya Supena, SH,MH ketika ditemui HR, Rabu (10/6) mengatakan, Ciamis sudah cukup kondusif.
Menurut dia, pada peringatan hari jadi ciamis, masalah targetan yang sudah dicapai oleh kab. Ciamis merupakan suatu hal yang harus dipertahankan. Sedangkan yang belum dicapai kemungkinan terganjal oleh suatu problem, sehingga dia pun berharap pemerintah terus mengejar guna mencapai target tersebut. (dn)